Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pemerintah Rusia pada hari Senin (6/6) menilai bahwa bantuan senjata jarak jauh dari Barat justru akan membuat Rusia lebih mudah menekan wilayah Ukraina. Dengan ini, Ukraina akan mengalami kerugian teritorial yang semakin besar.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan bahwa pasukan Ukraina nantinya akan berdiri lebih jauh dari perbatasan untuk menggunakan senjata jarak jauh yang mereka terima dari AS dan Inggris.
Pasukan Rusia akan memanfaatkan situasi ini untuk semakin mendekat ke perbatasan.
Baca Juga: Setelah Roket Jarak Menengah, AS Kini Berencana Mengirim Drone Tempur ke Ukraina
"Semakin jauh jangkauan sistem senjata yang akan dikirim, semakin jauh pula kita akan memukul mundur Nazi dari wilayah dengan penutur bahasa Rusia dan Federasi Rusia," kata Lavrov, seperti dikutip Reuters.
Sejak awal, Rusia menyebut serangan ke Ukraina sebagai operasi militer khusus yang bertujuan untuk membersihkan Ukraina dari Nazi. Rusia mengaku berusaha menyelamatkan penduduk Ukraina timur yang berbahasa Rusia dari ancaman genosida.
Ukraina tidak lama lagi akan menerima bantuan militer berupa senjata jarak jauh dari AS dan Inggris.
Baca Juga: Ukraina Segera Terima Sistem Roket M270 dari Inggris, Ini Kemampuannya
AS akan memasok Ukraina dengan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) M142, sementara Inggris baru saja memastikan pengiriman sistem multi-peluncuran (MLRS) M270.
HIMARS M142 memiliki jangkauan maksimum 300 km bahkan lebih. Tapi, rudal yang akan dikirim AS ke Ukraina kali ini memiliki jangkauan lebih dari 64 km.
Sementara itu, MLRS M270 milik Inggris diklaim mampu menyerang target hingga 80 km.
Merespons bantuan militer besar-besaran itu, Presiden Rusia, Vladimir Putin, memperingatkan bahwa Rusia bisa saja menyerang target baru jika Barat terus memasok rudal jarak jauh ke Ukraina untuk digunakan dalam sistem roket bergerak presisi tinggi.