kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.202   22,00   0,14%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Rusia: Peningkatan aktivitas NATO bisa mengakibatkan insiden besar


Senin, 28 Desember 2020 / 13:00 WIB
Rusia: Peningkatan aktivitas NATO bisa mengakibatkan insiden besar


Sumber: TASS | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Peningkatan aktivitas Angkatan Laut dan Angkatan Udara NATO di dekat perbatasan Rusia penuh dengan risiko insiden besar, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin mengatakan dalam wawancara dengan Rossiiskaya Gazeta.

"Pada tahun yang akan datang, terjadi peningkatan besar dalam aktivitas udara dan laut aliansi (NATO). Situasi yang bisa mengakibatkan insiden besar semakin sering terjadi," kata Fomin seperti dikutip kantor berita TASS.

Dia mencontohkan, pada malam peringatan 75 tahun Kemenangan dalam Perang Patriotik Hebat, sekelompok kapal perang NATO mengadakan latihan militer di Laut Barents. Kemudian Agustus dan September 2020, ada lebih dari 15 penerbangan oleh pembom strategis B-52H dan B-1B milik Amerika Serikat (AS) di dekat perbatasan Rusia. 

Selanjutnya pada 13 Oktober 2020, kapal perusak The Dragon milik Inggris melakukan pelayaran melalui laut teritorial Rusia di kawasan Cape Khersones. Dan 24 November 2020, kapal perusak USS John S. McCain milik AS memasuki Teluk Peter.

Baca Juga: 4 pesawat milik China & 15 milik Rusia masuk zona pertahanan udara Korsel, ada apa?

"Tindakan tersebut secara terbuka provokatif. Insiden dapat dihindari sepenuhnya berkat profesionalisme yang tinggi dari pilot dan pelaut Rusia," ujar Fomin.

Ia sangat menyarankan semua pihak untuk menahan diri dari mencoba memperlakukan Rusia dari posisi yang kuat. "Ancaman menggunakan kekerasan adalah pelanggaran langsung terhadap Piagam PBB. Tindakan seperti itu tidak akan bertahan tanpa tanggapan yang tepat," tegasnya. 

"Kami selalu berpijak dari pemahaman bahwa masalah yang paling rumit harus diselesaikan di meja perundingan. Kami siap untuk sebuah dialog profesional dan konstruktif, dengan syarat ketaatan pada prinsip saling menghormati dan kepentingan masing-masing," imbuh Fomin.

Selanjutnya: Patroli udara gabungan Rusia-China terlihat melintasi wilayah laut Jepang



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×