kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45896,66   8,93   1.01%
  • EMAS1.363.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rusia: Salahkan Negara Barat Atas Segala Kekacauan Dunia


Jumat, 29 Desember 2023 / 06:48 WIB
Rusia: Salahkan Negara Barat Atas Segala Kekacauan Dunia
ILUSTRASI. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menghadiri konferensi pers setelah pembicaraan dengan mitranya dari Kirgistan Ruslan Kazakbayev di Moskow, Rusia 5 Maret 2022.


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, secara terbuka menyalahkan negara-negara Barat atas segala kekacauan yang terjadi di dunia.

Dalam sebuah wawancara yang dirilis TASS hari Kamis (28/12), Lavrov menyebut negara-negara Barat sengaja menciptakan intrik di tengah dominasinya mulai surut. Dirinya yakin tidak ada satu pihak pun yang akan luput dari intrik Barat di tahun 2024.

"Badai terus terjadi di dunia dan salah satu alasannya adalah lingkaran penguasa Barat yang memprovokasi krisis ribuan kilometer dari wilayah mereka. Mereka berusaha menyelesaikan masalah mereka sendiri dengan mengorbankan negara lain," kata Lavrov.

Menurut Lavrov, segala kekacauan itu sengaja diciptakan karena negara-negara Barat mulai kehilangan pengaruh dan dominasinya di komunitas internasional. Intrik geopolitik sengaja diciptakan agar negara-negara Barat mampu unjuk gigi.

Baca Juga: Militer Rusia Klaim Telah Hancurkan Lebih dari 10.000 Drone dan 500 Pesawat Ukraina

"Dapat dikatakan bahwa mengingat kondisi di mana Barat berpegang teguh pada dominasi yang mulai menjauh darinya, tidak ada seorang pun yang dapat dilindungi dari intrik geopolitiknya. Ada pemahaman yang berkembang mengenai hal ini," lanjut Lavrov.

Rusia telah secara konsisten menyalahkan Barat atas banyak kekacauan dan konflik di berbagai wilayah. Mereka juga menggambarkan perangnya di Ukraina sebagai perjuangan eksistensial melawan upaya Barat yang bertekad memperluas jangkauan NATO dan menjatuhkan Rusia.

Lavrov juga menyatakan kembali keluhan Rusia bahwa Ukraina tidak mau mengadakan pembicaraan damai untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung sejak Februari 2022.

Baca Juga: 30 Negara Menyatakan Minat untuk Bermitra dengan BRICS

"Saya tekankan, tidak ada keinginan perdamaian di pihak rezim (Presiden Ukraina Volodymyr) Zelenskiy. Perwakilannya hanya berpikir dalam kategori perang dan menggunakan retorika yang sangat agresif. Tidak ada pertimbangan untuk mengadakan perundingan damai. Silakan simpulkan sendiri," katanya.

Lavrov juga mengatakan bahwa pecahnya konflik di Timur Tengah adalah akibat dari kegagalan kebijakan luar negeri AS yang sudah berlangsung lama.

"Saya mendesak de-eskalasi konflik Timur Tengah, mengecamnya sebagai tindakan teror yang tidak dapat diterima. Sangat penting untuk memutus lingkaran setan kekerasan dan menghapuskan ketidakadilan yang telah diderita oleh beberapa generasi warga Palestina," pungkasnya.




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×