Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Saham Apple naik 2,5% ke rekor tertinggi pada hari Senin (15/7). Setelah Morgan Stanley menaikkan target harga saham pembuat iPhone tersebut dan menobatkan saham tersebut sebagai "top pick," dengan alasan upaya AI perusahaan sebagai dorongan untuk penjualan perangkat.
Dalam langkah yang dilihat sebagai upaya untuk mengejar Google milik Alphabet dan OpenAI yang didukung oleh Microsoft, pembuat iPad tersebut bulan lalu meluncurkan Apple Intelligence, yang menarik pelanggan untuk memperbarui perangkat mereka agar dapat menggunakan teknologi baru tersebut.
Saham Apple, yang telah melonjak hampir 20% tahun ini, naik ke US$236,30, memberikan perusahaan nilai pasar sebesar US$3,62 triliun, yang tertinggi di dunia.
"Apple Intelligence adalah katalis jelas untuk meningkatkan pengiriman iPhone dan iPad," kata analis Morgan Stanley.
Baca Juga: Pasar Smartphone Global Tumbuh 6,5% pada Q2, Dipimpin Samsung dan Apple
Teknologi baru ini hanya kompatibel dengan 8% perangkat iPhone dan iPad, dan Apple memiliki 1,3 miliar unit smartphone yang saat ini digunakan oleh pelanggan, kata para analis.
Selain itu menambahkan bahwa perusahaan dapat menjual hampir 500 juta iPhone dalam dua tahun ke depan.
Morgan Stanley, yang sebelumnya memperkirakan Apple akan menjual antara 230 juta dan 235 juta iPhone setiap tahun selama dua tahun ke depan, menaikkan target harga saham perusahaan tersebut menjadi US$273 dari US$216.
Saham tersebut memiliki peringkat rata-rata "buy" dengan target harga median US$217, dan telah mengungguli indeks S&P 500 tahun ini, menurut data LSEG.
Baca Juga: 5 Rekomendasi iPhone Terbaik Tahun 2024, Mana yang Harus Dibeli?
Analis industri memperkirakan, Samsung dan Apple akan memimpin pemulihan pasar smartphone global tahun ini mengingat kegemparan seputar smartphone yang didukung oleh GenAI.
Apple menjual 45,2 juta smartphone secara global dalam tiga bulan yang berakhir pada bulan Juni, naik dari 44,5 juta setahun sebelumnya.
Namun pangsa pasarnya turun menjadi 15,8% dari 16,6% pada periode yang sama, menurut data IDC.