Reporter: Dyah Megasari |
NEW YORK. Saham Apple jatuh lebih dari 5% selepas perusahaan teknologi tersebut memperkenalkan produk iPhone terbaru.
Investor tampaknya khawatir bahwa produk ini bakal gagal menaikkan pangsa pasar di negara-negara berkembang. Selasa (10/9) kemarin, Apple meluncurkan dua model, iPhone 5S dan ponsel yang lebih murah iPhone 5C.
Namun iPhone 5C dengan kemampuan simpan 16GB dijual dengan harga US$740 atau sekitar Rp8 juta, harga yang menurut analis masih terlalu mahal untuk dijual di negara-negara berkembang.
Apple sulit menaikkan pangsa pasar di wilayah tersebut karena didominasi oleh perusahaan-perusahaan seperti Samsung dan Huawei.
"Investor kecewa ketika harga Apple tidak cukup rendah untuk menarik pasar baru," kata Mark Luschini, kepala strategi investasi di Janney Montgomery Scott.
"Itu tidak memiliki kisaran harga yang sama dengan para pesaing Apple," tambahnya.
Harga tetap mahal
Saham Apple ditutup pada US$ 467,7 pada Rabu (11/09), turun sebesar 5,4%. Apple memang sukses di pasar negara-negara maju dengan model iPhone.
Namun, perusahaan ini tidak mampu mengulangi kesuksesan itu di negara ekonomi berkembang seperti China dan India, alasannya karena harga yang relatif mahal.
Satu faktor lagi tidak seperti negara maju, banyak operator telepon tidak menyubsidi harga ponsel sehingga harganya tidak turun.
Ini membuat ponsel yang lebih murah menjadi pilihan bagi konsumen. Banyak yang berharap, Apple akan meluncurkan ponsel berharga murah untuk menggoda calon pembeli ini.
"Pertanyaan sebenarnya adalah apakah Apple betul-betul berencana untuk terjun ke pasar ini atau memang hanya ingin berada di pasar ponsel mahal saja," kata Walter Piecyk, analis di BTIG Research.