kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham AS anjlok, emas justru menanjak


Rabu, 25 Desember 2019 / 19:25 WIB
Saham AS anjlok, emas justru menanjak
ILUSTRASI. Ilustrasi Wall Street.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Perdagangan saham di pasar saham Amerika tercatat melorot pada malam Natal. Sementara harga emas dan minyak justru meningkat pesat.

Selasa (24/12) Bloomberg melaporkan Indeks S&P 500 sedikit merosot meskipun masih dapat mempertahankan kenaikan kumulatif sebesar 28% untuk akhir 2019. Volume perdagangan kemarin tercatat berada di bawah 40% dari rata-rata perdagangan selama 30 hari.

Saham Boeing Co misalnya anjlok 1,4% pasca reli pada Senin (23/12) lalu setelah mengumumkan perombakan petingginya. Sejumlah bursa saham di Eropa seperti London, Madrid, Paris juga tercatat naik tipis.

Baca Juga: Wall Street cetak rekor tertinggi lagi, Boeing menyokong Dow Jones

Indeks Pan-European STOXX 600 tercatat meningkat 0,14% jadi rekor tertinggi. Adapun indeks FTMC di inggris meningkat 0,63% mencapai rekor tertingginya. Adapun bursa saham di Jerman dan Italia ditutup pada 24 Desember 2019 lalu.

Sementara indeks saham di pasar negara-negara berkembang tercatat juga melorot. Imbal hasil tresuri 10 tahun misalnya kembali berada di kisaran 1,90% setelah sempat menyentuh angka 1,95%.

Meskipun indeks blue chip di Bursa Cina CSI300 tercatat menguat 0,7%. Penguatan utamanya didorong rencana Perdana Menteri Cina Li Keqiang bakal mempertimbangkan langkah guna mengurangi biaya keuangan perusahaan dengan memotong rasio pencadangan bank.

Sementara kinerja sebaliknya justru tercatat untuk perdagangan sejumlah komoditas. Harga West Texas Oil misalnya meningkat 59 sen menjadi US$ 61,11 per barel. sementara Brent crude meningkat 81 sen menjadi US$ 67,20 per barel.

Reuters, Selasa (24/12) melaporkan kenaikan harga minyak dipicu oleh kesepakatan kerjasama yang diteken Rusia denan Organization od the Petroleum Exporting Countries (OPEC) yang bakal melanjutkan pembatasan pasokan. Ditambah optimisme membaiknya relasi Amerika Serikat dan Cina.

Sementara sejumlah logam mulia juga mencatat kenaikan yang baik. Emas misalnya telah mencapai harga US$ 1.500 per ons. Harga US Gold Futures juga sudah meningkat menjadi US$ 1.505 per ons.

Chief investment Strategist State Street Global Advisors Micahel Arone bilang kenaikan harga emas ini bisa dimanfaatkan para investor untuk mengantisipasi inflasi tahun depan.

Baca Juga: Indeks S&P 500 dan Nasdaq pecahkan rekor baru, saham Boeing bawa terbang Dow Jones

“Bahkan hari ini, Selasa (24/12) dengan volume perdagangan yang rendah dan jumlah transaksi yang sedikit harga emas telah menyentuh US$ 1.500. Ini menunjukkan adanya ketakutan terjadi inflasi pada 2020 dan mungkin jadi langkah antisipasi bagi investor,” katanya.

Sementara kondisi pasar uang ditandai dengan menguatnya dolar indeks yang meningkat tipis 0,03% meskipun harga Dolar AS melemah di hadapan Euro 0,03% menjadi US$ 1.1083 per euro dan terhadap yen Jepang.




TERBARU

[X]
×