kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Saham Berkshire terus turun, Buffett bakal buyback saham senilai US$ 20 miliar


Selasa, 27 September 2011 / 14:57 WIB
Saham Berkshire terus turun, Buffett bakal buyback saham senilai US$ 20 miliar
ILUSTRASI. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim. ANTARA FOTO/ Reno Esnir/hp.


Sumber: Bloomberg, Reuters | Editor: Rizki Caturini

NEW YORK. Konglomerat Warren Buffett akan melakukan pembelian saham kembali alias buyback saham Berkshire Hathaway Inc. Hal ini dilakukan atas dorongan para investor yang komplain selama berbulan-bulan karena harga saham perusahaan terus merosot.

Berkshire mengumumkan program buyback kemarin (26/9), yang sekaligus memberi otoritas kepada Buffett untuk membeli kembali saham perusahaan untuk pertama kalinya dalam empat dekade ia menjadi CEO Berkshire.

David Rolfe, Chief Investment Officer Berkshire Investor Wedgewood Partners Inc. bilang, Buffett akan menggelontorkan dana sekitar US$ 20 miliar untuk program ini.

Kekhawatiran akan krisis keuangan Eropa yang bakal menekan pertumbuhan ekonomi dunia menjadi sentimen buruk bagi Dow Jones Industrial Average. Akibatnya, saham Berkshire kelas A di Omaha, basis kantor Berkshire, terpeleset pertama kalinya sejak Januari 2009 hingga di bawah US$ 100.000 per saham pada perdagangan saham 22 September 2011.

Namun, kemarin (26/9), harga saham Berkshire kelas B menguat 8,6% ke level US$ 72,09 per saham di New York Stock Exchange. Sementara saham Berkshire kelas A juga naik 8,1% ke posisi US$ 108.449 per saham. Ini merupakan lompatan terbesar sejak 2009. "Pengumuman program buyback ini menjadi berita positif yang tidak disangka-sangka," ujar Jay Gelb analis Barclays Plc.





TERBARU

[X]
×