kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham Netflix merosot seiring pelonggaran pembatasan sosial


Rabu, 21 April 2021 / 12:55 WIB
Saham Netflix merosot seiring pelonggaran pembatasan sosial
ILUSTRASI. Pendorong penurunan saham Netflix adalah minimnya pelanggan baru yang datang awal tahun ini.


Sumber: Bloomberg | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pandemi Covid-19 membuat layanan streaming film Netflix semakin populer. Sayangnya, sejak pembatasan sosial mulai melonggar tahun ini, saham Netflix berangsur turun.

Melansir Bloomberg, saham Netflix turun hingga 13% pada Selasa (20/4). Pelonggaran aturan pembatasan sosial di banyak negara diduga menjadi pemicunya.

Harga saham Netflix turun ke posisi US$ 480, level terendah di 2021. 

Pada kuartal pertama 2021, Netflix hanya mendapat 3,98 juta pelanggan baru. Jumlah tersebut meleset sangat jauh dari perkiraan Wall Street yang ada di angka 6,29 juta. Netflix memprediksikan, ada 6 juta pelanggan pada kuartal pertama.

Baca Juga: Harga CPO menguat, begini rekomendasi saham-saham CPO

Memasuki kuartal keempat tahun ini, Netflix memproyeksikan, bisa mendapat 1 juta pelanggan baru lagi. Jumlah itu jauh lebih kecil dari prediksi kebanyakan analis yang mematok angka 4,44 juta.

Penurunan jumlah pelanggan ini rupanya telah diprediksi sejak lama oleh Netflix. Berbulan-bulan lalu, Netflix menduga, pertumbuhan pelanggan akan melambat setelah mulai banyak orang yang beraktivitas di luar.

Minimnya judul baru hingga munculnya pesaing baru

Data awal tahun ini berbanding sangat jauh dengan kuartal pertama tahun lalu saat pandemi baru saja dimulai. Pada periode itu, Netflix mencatat jumlah tertinggi sepanjang sejarah perusahaan, dengan 15,8 juta pelanggan baru.

Tren positif masih dirasakan setidaknya hingga kuartal keempat 2020, sebelum program vaksin meluas dan pembatasan sosial dilonggarkan.

Sebaliknya, kuartal pertama tahun ini menandai capaian terburuk Netflix sejak 2013, di mana saat itu Netflix hanya mendapat 3 juta pelanggan baru.

Baca Juga: Harga minyak mentah turun untuk hari kedua, dipicu lonjakan Covid-19 di India

Bloomberg memperkirakan, pendorong penurunan minat tersebut adalah minimnya judul baru yang diproduksi oleh Netflix. Wajar saja, kegiatan produksi Netflix memang melambat pada kuartal pertama karena dampak pandemi.

Tahun lalu, Netflix bisa mempertahankan jadwal rilisnya untuk beberapa bulan pertama karena telah menyelesaikan banyak produksi film sebelum pandemi.

Beragam tantangan produksi tersebut juga bertepatan dengan ketatnya persaingan dalam layanan streaming film dari Disney+, HBO Max, dan Apple TV+, hingga pendatang baru, seperti Discovery+ dan Paramount+. Parahnya, beberapa di antaranya lebih murah dari Netflix.

Disney+ belakangan mulai menarik perhatian berkat sejumlah serial baru kisah pahlawan super Marvel yang memang punya basis penggemar besar di berbagai penjuru dunia. Tayangan eksklusif HBO Max dan Apple TV+ juga semakin beragam dan bertabur bintang.

Selanjutnya: Setelah menanjak selama satu pekan terkahir, Bitcoin terjun bebas




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×