Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. PepsiCo Inc membuat taruhan terbesar dalam pasar minuman energi dengan melakukan kesepakatan mengakuisisi saham Rockstar Energy Beverage senilai US$ 3,85 miliar. Ini akan jadi langkah baru dalam melakukan persaingan dengan Coca-Cola.
Kesepakatan tersebut merupakan langkah terbaru CEO baru PepsiCo, Ramon Laguarta, guna mengurangi ketergantungan pada bisnis intinya yakni minuman manis dan camilan asin. Produk tersebut saat ini kian dijauhi konsumen yang mulai sadar akan kesehatan.
Baca Juga: Virus corona menyebar ke berbagai negara, ekspor produk China kian terancam
Pada Juli lalu, Pepsi juga mengumumkan mengakuisisi perusahaan pembuat sereal dan jus buah Afrika Selatan, Pioneer Food Group. Itu dilakukan beberapa bulan setelah menutup pembelian US$ 3,2 miliar perusahaan pembuat mesin minuman berkarbonasi SodaStream.
Kesepakatan Rockstar muncul sekitar dua bulan setelah Coca-Cola, yang memiliki saham di Monster Beverage Co, meluncurkan minuman energi bermerek Coke di Amerika Serikat (AS), setelah diluncurkan di pasar Eropa tahun lalu.
PepsiCo yang sudah mendistribusikan produk-produk Rockstar di beberapa pasar dengan merek Mountain Dew Kickstart dan Mountain Dew Game Fuel.
"Dengan Rockstar di bawah sayap mereka, PepsiCo akan memiliki keluarga minuman energi dan mereka dapat mengoordinasikan aktivitas seluruh merek grupnya untuk memenuhi berbagai kebutuhan orang," kata analis Edward Jones John Boylan dikutip Reuters (12/3).
Baca Juga: Donald Trump: Yang terjadi sekarang bukan krisis keuangan!
Laguarta sebelumnya mengatakan perusahaan ingin memperluas kehadirannya di pasar minuman berkafein karena jam kerja yang lebih lama di AS membantu meningkatkan permintaan untuk perbaikan energi yang cepat.
Berdasarkan riset Nielsen, penjualan minuman energi secara global naik 9,9% menjadi US$ 12,72 miliar untuk tahun yang berakhir Februari 2020. Sedangkan penjualan soft drink hanya naik 2,6% dalam penjualan minuman ringan menjadi US$ 26,96 miliar,
Analis Credit Suisse Kaumil Gajrawala mengatakan kesepakatan distribusi PepsiCo sebelumnya dengan Rockstar membatasi kemampuannya untuk berpartisipasi secara lebih bermakna dalam kategori minuman energi.
Baca Juga: Merasa menang lawan corona, China juga mengklaim sebagai sumber stabilitas di dunia
Didirikan pada tahun 2001, Rockstar yang berbasis di Las Vegas awalnya bertujuan langsung untuk pemain utama Red Bull, dengan memiliki variasi rasa yang lebih luas dan menjual kaleng dua kali lebih besar dengan harga yang sama.
Monster dan Red Bull bersama-sama menyumbang lebih dari sepertiga pasar minuman energi global pada 2019.