kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.902.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.450   167,00   1,00%
  • IDX 6.816   48,94   0,72%
  • KOMPAS100 985   6,24   0,64%
  • LQ45 763   1,83   0,24%
  • ISSI 216   1,39   0,64%
  • IDX30 397   1,52   0,38%
  • IDXHIDIV20 474   2,31   0,49%
  • IDX80 111   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,82   -0,71%
  • IDXQ30 130   0,67   0,52%

Sanae Takaichi umumkan pencalonan, siap jadi perdana menteri wanita pertama Jepang


Rabu, 08 September 2021 / 16:03 WIB
Sanae Takaichi umumkan pencalonan, siap jadi perdana menteri wanita pertama Jepang
ILUSTRASI. Menteri Dalam Negeri Jepang Sanae Takaichi menghadiri konferensi pers di kediaman resmi Perdana Menteri Shinzo Abe di Tokyo, Jepang, 11 September 2019. REUTERS/Issei Kato.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Mantan Menteri Dalam Negeri Sanae Takaichi mengumumkan pencalonannya pada Rabu (8/9) untuk kepemimpinan partai yang berkuasa, yang jika berhasil akan membuatnya menjadi perdana menteri wanita pertama Jepang.

Takaichi mendapat dukungan dari mantan Perdana Menteri Shinzo Abe, media lokal menyebutkan, seperti dikutip Reuters.

Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa di Jepang akan mengadakan pemilihan kepemimpinan pada 29 September, setelah Perdana Menteri Yoshihide Suga pada Jumat (3/9) pekan lalu mengumumkan pengunduran diri. 

Pemenang pemungutan suara dipastikan akan menjadi Perdana Menteri Jepang berikutnya.

Baca Juga: Japan minister Kono may gain rival camp's support in PM race

Sejauh ini, hanya mantan Menteri Luar Negeri Fumio Kishida yang telah mengumumkan pencalonannya. Tapi, Menteri Vaksinasi COVID-19 yang populer Taro Kono dan Takaichi telah mengisyaratkan ambisi mereka untuk mencalonkan diri.

Takaichi, 60 tahun, menjadi menteri dalam negeri wanita pertama Jepang dalam Pemerintahan Shinzo Abe kedua pada 2014.

Tetapi, bahkan ketika media lokal melaporkan Abe telah memberikan dukungan kepada Takaichi, dia memiliki peringkat popularitas yang buruk, yang bisa menghambat peluangnya untuk menjadi perdana menteri wanita pertama Jepang.

Takaichi mengatakan, dia ingin mengatasi masalah yang belum terselesaikan oleh pemerintahan sebelumnya, seperti mencapai inflasi 2% dan memperkenalkan undang-undang "yang mencegah kebocoran informasi sensitif ke China".

Selain itu, menurut Takaichi, anggaran tambahan perlu disusun sesegera mungkin untuk meningkatkan sistem kesehatan Jepang, yang berada di bawah tekanan karena pandemi Covid-19.

Selanjutnya: Yoshihide Suga mundur, gagal membawa Jepang melewati pandemi



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×