kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.086.000   26.000   1,26%
  • USD/IDR 16.495   138,00   0,84%
  • IDX 7.629   -138,24   -1,78%
  • KOMPAS100 1.066   -21,70   -2,00%
  • LQ45 770   -13,67   -1,74%
  • ISSI 264   -3,56   -1,33%
  • IDX30 400   -6,24   -1,54%
  • IDXHIDIV20 467   -6,08   -1,28%
  • IDX80 117   -1,60   -1,34%
  • IDXV30 130   0,27   0,21%
  • IDXQ30 130   -1,70   -1,29%

Sanae Takaichi umumkan pencalonan, siap jadi perdana menteri wanita pertama Jepang


Rabu, 08 September 2021 / 16:03 WIB
Sanae Takaichi umumkan pencalonan, siap jadi perdana menteri wanita pertama Jepang
ILUSTRASI. Menteri Dalam Negeri Jepang Sanae Takaichi menghadiri konferensi pers di kediaman resmi Perdana Menteri Shinzo Abe di Tokyo, Jepang, 11 September 2019. REUTERS/Issei Kato.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Mantan Menteri Dalam Negeri Sanae Takaichi mengumumkan pencalonannya pada Rabu (8/9) untuk kepemimpinan partai yang berkuasa, yang jika berhasil akan membuatnya menjadi perdana menteri wanita pertama Jepang.

Takaichi mendapat dukungan dari mantan Perdana Menteri Shinzo Abe, media lokal menyebutkan, seperti dikutip Reuters.

Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa di Jepang akan mengadakan pemilihan kepemimpinan pada 29 September, setelah Perdana Menteri Yoshihide Suga pada Jumat (3/9) pekan lalu mengumumkan pengunduran diri. 

Pemenang pemungutan suara dipastikan akan menjadi Perdana Menteri Jepang berikutnya.

Baca Juga: Japan minister Kono may gain rival camp's support in PM race

Sejauh ini, hanya mantan Menteri Luar Negeri Fumio Kishida yang telah mengumumkan pencalonannya. Tapi, Menteri Vaksinasi COVID-19 yang populer Taro Kono dan Takaichi telah mengisyaratkan ambisi mereka untuk mencalonkan diri.

Takaichi, 60 tahun, menjadi menteri dalam negeri wanita pertama Jepang dalam Pemerintahan Shinzo Abe kedua pada 2014.

Tetapi, bahkan ketika media lokal melaporkan Abe telah memberikan dukungan kepada Takaichi, dia memiliki peringkat popularitas yang buruk, yang bisa menghambat peluangnya untuk menjadi perdana menteri wanita pertama Jepang.

Takaichi mengatakan, dia ingin mengatasi masalah yang belum terselesaikan oleh pemerintahan sebelumnya, seperti mencapai inflasi 2% dan memperkenalkan undang-undang "yang mencegah kebocoran informasi sensitif ke China".

Selain itu, menurut Takaichi, anggaran tambahan perlu disusun sesegera mungkin untuk meningkatkan sistem kesehatan Jepang, yang berada di bawah tekanan karena pandemi Covid-19.

Selanjutnya: Yoshihide Suga mundur, gagal membawa Jepang melewati pandemi




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×