Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nokia adalah salah satu perusahaan yang memiliki sejarah panjang dan transformasi luar biasa, dari awal yang sederhana sebagai pabrik pulp hingga menjadi raksasa teknologi dengan pendapatan tahunan lebih dari US$20 miliar.
Berikut adalah perjalanan Nokia yang penuh liku, dari kejayaan, kejatuhan, hingga kebangkitannya kembali.
Awal Mula: Pabrik Pulp dan Diversifikasi Bisnis
Mengutip unilad, perjalanan Nokia dimulai pada tahun 1865 dengan pendirian sebuah pabrik pulp, yang menghasilkan produk seperti kertas toilet dari serat kayu. Namun, perusahaan ini tidak berhenti di sana.
Baca Juga: Lebih dari 100 Atlet Olimpiade Kembalikan Medali Setelah Mengajukan Keluhan Serius
Pada awal abad ke-20, Nokia mulai mendiversifikasi bisnisnya:
- 1902: Memasuki sektor pembangkit listrik.
- 1904: Membuka bisnis karet yang memproduksi ban dan sepatu bot.
Pada 1930-an hingga 1990-an, Nokia juga memproduksi respirator, seperti masker pelindung yang kita kenal selama pandemi COVID-19.
Pada tahun 1967, tiga bisnis utama Nokia — kabel, karet, dan elektronik — bergabung menjadi Nokia Corporation. Dari sini, perusahaan mulai berfokus pada teknologi radio dan jaringan, membuka jalan bagi inovasi besar di masa depan.
Masa Kejayaan: Pemimpin Pasar Ponsel
Pada akhir 1990-an, Nokia menjadi salah satu pemimpin global di pasar ponsel. Produk-produknya yang inovatif, seperti ponsel dengan fungsi internet sederhana, membuat Nokia mendominasi industri.
- 1998: Pendapatan tahunan Nokia mencapai US$20 miliar, dengan keuntungan US$2,6 miliar.
- Awal 2000-an: Nokia memimpin pasar dengan berbagai produk populer, termasuk ponsel yang dikenal tangguh dan awet.
Namun, masa kejayaan ini tidak berlangsung lama.
Baca Juga: Investor Mayoritas Tesla Jual Saham Senilai US$585.000.000 Akibat Elon Musk
Kejatuhan: Persaingan dan Krisis
Masalah mulai muncul pada 2001, ketika Nokia meluncurkan ponsel pertama dengan kamera bawaan. Meski inovatif, produk ini tidak cukup untuk mempertahankan dominasinya.
Tantangan yang dihadapi Nokia:
- 2004: Nokia mulai kalah bersaing dengan rival seperti Samsung dan Motorola.
- 2007: Kehadiran iPhone dari Apple semakin memperburuk situasi.
- 2009: Resesi global menyebabkan penurunan penjualan Nokia, memaksa perusahaan untuk memangkas banyak pekerjaan.
Pendapatan Nokia, yang mencapai US$57,156 miliar pada 2009, terus menurun drastis:
- 2010: US$56,364 miliar
- 2011: US$53,844 miliar
- 2012: US$38,809 miliar
- 2013: US$16,881 miliar
Baca Juga: Walmart Luncurkan Logo Baru Setelah 20 Tahun, Warganet Heboh
Kebangkitan: Akuisisi oleh Microsoft dan Transformasi
Pada tahun 2013, Nokia menjual divisi bisnis ponselnya kepada Microsoft seharga US$5,6 miliar. Divisi ini kemudian menjadi bagian dari Microsoft Mobile.
Keputusan ini membuka jalan bagi Nokia untuk berfokus pada bisnis lain, termasuk jaringan telekomunikasi dan teknologi digital. Sejak 2016, pendapatan tahunan Nokia stabil di angka US$20 miliar, dengan pendapatan US$24,090 miliar pada tahun 2023.