Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Rusia mengatakan telah menangkap 11 orang, termasuk empat pria bersenjata, atas serangan di gedung konser Moskow yang diklaim dilakukan oleh ISIS.
Sementara itu, jumlah korban tewas akibat serangan ini terus meningkat menjadi 115 orang.
Kremlin mengatakan kepala dinas keamanan FSB telah memberi tahu Presiden Rusia Vladimir Putin tentang penangkapan tersebut, sementara pihak berwenang memperingatkan jumlah korban jiwa diperkirakan akan terus meningkat, dengan lebih dari 100 orang masih dirawat di rumah sakit.
“Direktur FSB Alexander Bortnikov melaporkan kepada presiden mengenai penahanan 11 orang, termasuk empat teroris yang terlibat dalam serangan teroris di Balai Kota Crocus,” tulis pernyataan Kremlin.
Baca Juga: Serangan di Konser Dekat Moskow: 40 Terbunuh dan 100 Orang Lebih Terluka
Putin sendiri belum membuat pernyataan publik atau terlihat di depan umum selama lebih dari 12 jam sejak serangan. Kremlin mengatakan dia terus mendapat informasi dan seorang pejabat pemerintah dan mengatakan dia berharap para korban segera pulih.
Putin memang belum berkomentar secara terbuka mengenai serangan tersebut dan Moskow belum menanggapi klaim tanggung jawab ISIS.
Di saat yang sama, beberapa anggota parlemen Rusia mengungkapkan kemungkinan adanya hubungan antara serangan tersebut dengan keterlibatan Ukraina.
Sejumlah orang bersenjata melepaskan tembakan di Crocus City Hall yang penuh sesak di Krasnogorsk, pinggiran utara Moskow, pada Jumat malam menjelang konser band rock era Soviet Piknik dalam serangan paling mematikan di Rusia selama setidaknya satu dekade.
Dinas keamanan FSB Rusia mengatakan beberapa pelaku telah melarikan diri menuju perbatasan Rusia-Ukraina serta menambahkan bahwa para penyerang memiliki kontak di negara tersebut.
Beberapa anggota parlemen Rusia juga mencurigai pihak Kyiv meski tanpa memberikan bukti.
Baca Juga: Menlu AS Peringatkan Israel Soal Ancaman Isolasi Global Jika Terus Menyerang Rafah
“Pihak yang berkepentingan utama kemungkinan besar adalah Ukraina dan pendukungnya. Kita tidak bisa mengesampingkannya,” kata anggota parlemen senior Rusia Andrey Kartapolov.
Namun, ajudan Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak menyebut negaranya yang telah menghadapi serangan militer Rusia selama dua tahun terakhir tidak memiliki hubungan dengan serangan tersebut.