kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Seberapa besar dampak wabah virus corona ke ekonomi China dan global?


Senin, 27 Januari 2020 / 18:31 WIB
Seberapa besar dampak wabah virus corona ke ekonomi China dan global?
ILUSTRASI. Seorang warga China menggunakan masker untuk antisipasi agar tidak terinfeksi virus corona di area pedestrian di Shanghai


Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Wabah virus corona di China yang telah menewaskan 81 orang dan menyebar ke banyak negara diperkirakan akan melukai ekonomi China yang notabene menjadi mesin pertumbuhan global. Analis memang menilai masih terlalu dini untuk mengukur dampak keseluruhan wabah virus corona pada bisnis dan konsumen.

Konsensusnya adalah bahwa dalam jangka pendek, output ekonomi China akan terpukul ketika otoritas China meningkatkan langkah-langkah pencegahan, memberlakukan pembatasan perjalanan dan memperpanjang liburan Tahun Baru Imlek untuk membatasi penyebaran virus corona.

Jutaan orang yang biasanya melakukan perjalanan selama periode ini telah membatalkan rencana mereka. Pemerintah China memerintahkan pengembalian uang penuh bagi penumpang udara dan kereta api.

Baca Juga: Panic selling dan kekhawatiran ancaman wabah virus corona bikin IHSG melemah hari ini

Pemerintah Shanghai, Senin (27/1) menyatakan, perusahaan tidak dapat memulai kembali operasional hingga 9 Februari, dan bisnis di pusat manufaktur Suzhou di China timur telah diperintahkan untuk tetap tutup hingga setidaknya 8 Februari.

Pemerintah China telah memperpanjang libur Tahun Baru Imlek selama tiga hari secara nasional hingga 2 Februari 2020.

Wuhan, sebuah kota berpenduduk 11 juta jiwa dan pusat penyebaran virus di Cina tengah, sudah berada dalam isolasi dan batas-batas pergerakan yang ketat ada di beberapa kota China lainnya.

Banyak analis merujuk ke wabah Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS), virus corona yang berasal dari China dan menewaskan hampir 800 orang secara global pada tahun 2002 dan 2003, untuk lebih memahami dampak jangka panjang ke ekonomi China yang mungkin terjadi.

"Ekonomi pulih dengan cepat setelah SARS memudar," kata Larry Hu, analis Macquarie Capital dalam sebuah catatan kepada klien seperti dikutip Reuters.

Transportasi, restoran, dan penjualan ritel terpukul, tetapi Hu mengatakan, secara keseluruhan SARS tidak mengubah tren besar.

Baca Juga: Bendung virus corona, Malaysia larang masuk warga China yang tiba dari Wuhan

Namun, kali ini, para analis mengatakan peningkatan ketergantungan China pada konsumsi untuk menggerakkan negara dengan ekonomi terbesar kedua dunia dibandingkan dengan awal tahun 2000-an, dapat merusak pertumbuhan ekonomi negeri tersebut.

“Di Tiongkok selama 2019, konsumsi menyumbang sekitar 3,5 poin persentase ke tingkat pertumbuhan PDB riil keseluruhan sebesar 6,1%. Jika pengeluaran untuk layanan tersebut turun 10%, pertumbuhan PDB secara keseluruhan akan turun sekitar 1,2 poin persentase,” kata analis dari S&P Global Ratings dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Pemerintah Singapura sebut wabah corona akan berdampak ke sektor ekonomi di tahun ini

Tahun Baru Imlek yang biasa dilakukan untuk perjalanan, pariwisata, dan hiburan sudah terpengaruh.

Secara keseluruhan perjalanan penumpang turun hampir 29% dari tahun sebelumnya pada hari pertama Tahun Baru Imlek di tahun ini, kata seorang pejabat Kementerian Transportasi China.

Dengan banyak bioskop ditutup, bioskop-bioskop China mendapat pemasukan 1,81 juta yuan (US$ 262.166,86) dari tiket film pada hari pertama Tahun Baru Imlek, turun lebih dari 99% dari hari sama tahun sebelumnya, menurut data dari perusahaan tiket film Tiongkok Maoyan.

"Wabah virus corona menambah hambatan pertumbuhan ekonomi yang ada," kata analis Nomura dalam sebuah catatan.

Pertumbuhan PDB Tiongkok merosot mendekati posisi terendah 30 tahun pada tahun 2019, tertekan oleh permintaan domestik yang lamban dan gesekan perdagangan dengan Amerika Serikat.

Baca Juga: Jumlah korban virus corona bertambah jadi 81 orang, China perpanjang libur Imlek

Dampak global

China sekarang berkontribusi lebih banyak terhadap pertumbuhan ekonomi global daripada 17 tahun lalu, yang berarti setiap dampak besar dalam negeri yang berasal dari virus corona akan berdampak ke seluruh dunia.

INdeks saham dunia jatuh ke level terendah dalam dua minggu pada Senin (27/1) karena kekhawatiran efek penyebaran virus corona, dengan permintaan melonjak untuk aset safe haven seperti yen Jepang dan US Treasury.

Baca Juga: Rupiah terseret virus corona dan ditutup melemah ke Rp 13.615 per dolar AS

Wilayah yang bergantung pada pariwisata, terutama wisatawan dari China, seperti Hong Kong, Thailand, Vietnam, Singapura, dan Filipina tampaknya paling berisiko terkena dampak ekonomi dari virus, kata Louis Kuijs, Kepala Ekonomi Asia di Oxford Economics dalam email ke Reuters.

Virus ini telah menyebar ke lebih dari 10 negara, termasuk Amerika Serikat, Prancis, Australia, dan Singapura, meskipun semua 81 kematian sejauh ini terjadi di China.

Singapura, pusat keuangan dan pariwisata Asia Tenggara, sebelumnya mengingatkan tentang pukulan ekonomi dari wabah virus corona tersebut.

Baca Juga: WNI yang berada di Wuhan terus dipantau pemerintah



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×