kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah Bank Sentral Dunia Kerek Suku Bunga di Pekan Ini


Rabu, 08 Juni 2022 / 10:47 WIB
Sejumlah Bank Sentral Dunia Kerek Suku Bunga di Pekan Ini
ILUSTRASI. Gubernur Reserve Bank of Australia Philip Lowe


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan suku bunga global terus berlanjut. Sejumlah bank sentral pun telah menaikkan suku bunga demi mengatasi lonjakan inflasi.

Terbaru, Bank sentral Chili menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin menjadi 9,0%. Bahkan, bank sentral tidak menutup kemungkinan suku bunga dapat kembali naik guna mengendalikan inflasi.

Mengutip Reuters (8/6), Dewan Moneter Bank Sentral Chili memberikan suara bulat untuk kenaikan suku bunga setelah inflasi tahunan di negara produsen tembaga nomer 1 dunia itu mencapai 10,5% pada bulan April. Inflasi tersebut jauh di atas target bank sentral yang hanya 3%.

Bank sentral Chili mengatakan dalam pernyataannya bahwa kebijakan moneter tersebut diambil untuk membawa inflasi ke target karena penyesuaian tambahan dengan besaran yang lebih kecil terhadap tingkat kebijakan moneter akan diperlukan.

Baca Juga: Bank Dunia Memperingatkan Ekonomi Global Terancam Stagfalasi yang Berbahaya, Apa Itu?

"Dewan akan tetap memperhatikan evolusi inflasi dan faktor-faktor penentunya karena risiko tetap tinggi, terutama mengingat tingkat inflasi yang tinggi dan peningkatan persistensi," tambahnya.

Tak hanya Chili, Bank sentral Australia atawa Reserve Bank of Australia (RBA) juga sudah menaikkan suku bunga acuan untuk kedua kalinya dalam lima minggu. Bank sentral Negeri Kanguru ini mengerek suku bunga 50 bps dari 0,35% menjadi 0,85%.

Kenaikan tersebut memang diharapkan setelah data resmi yang dirilis pada bulan April menunjukkan bahwa inflasi Australia melesat menjadi 5,1% yoy hingga Maret.

Itu menjadi adalah inflasi tahunan tertinggi Australia sejak 2001, ketika pajak konsumsi federal sebesar 10% baru diperkenalkan dan menciptakan lonjakan sementara.

Baca Juga: World Bank Tambahan Dana Bantuan Senilai US$ 1,49 Miliar untuk Ukraina

Gubernur RBA Philip Lowe mengatakan, inflasi diperkirakan tidak akan turun di bawah 3% sampai tahun depan. Bank sentral pun menyesuaikan suku bunga untuk menjaga inflasi dalam kisaran target 2% -3%.

“Inflasi di Australia telah meningkat secara signifikan. Sementara inflasi lebih rendah daripada di sebagian besar negara maju lainnya, itu lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya, ”kata Lowe.

Inflasi pada kuartal terakhir meningkat tajam dari 3,5% pada kuartal sebelumnya, didorong oleh lonjakan biaya bahan bakar dan perumahan serta kerusakan tanaman akibat banjir baru-baru ini.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×