kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.980.000   15.000   0,76%
  • USD/IDR 16.819   11,00   0,07%
  • IDX 6.421   -17,24   -0,27%
  • KOMPAS100 924   -2,34   -0,25%
  • LQ45 719   -3,74   -0,52%
  • ISSI 205   0,45   0,22%
  • IDX30 374   -2,19   -0,58%
  • IDXHIDIV20 452   -2,45   -0,54%
  • IDX80 105   -0,30   -0,29%
  • IDXV30 111   0,26   0,23%
  • IDXQ30 123   -0,51   -0,42%

Sejumlah Negara Asia akan Beli Komoditas Energi dari AS, Jadi Bagian Negosiasi Tarif


Senin, 21 April 2025 / 08:31 WIB
Sejumlah Negara Asia akan Beli Komoditas Energi dari AS, Jadi Bagian Negosiasi Tarif
ILUSTRASI. Sejumlah negara Asia ingin membeli lebih banyak minyak dan gas dari AS sebagai upaya untuk menurunkan surplus perdagangan dengan AS. REUTERS/Dado Ruvic


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Sejumlah negara Asia ingin membeli lebih banyak minyak dan gas dari Amerika Serikat (AS) sebagai upaya untuk menurunkan surplus perdagangan dengan AS. Langkah ini diharapkan dapat meringankan beban tarif yang akan diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump.

Mengutip Reuters, Senin (21/4), banyak negara Asia mengalami surplus perdagangan yang besar dengan Amerika Serikat dan juga merupakan importir energi utama.

Tarif Trump, yang sebagian telah dihentikan, telah mengguncang ekonomi dan pasar.

Baca Juga: Negosiasi Tarif AS Melalui Impor LPG dan Minyak, Indonesia Perlu Waspadai Ini

Berikut adalah beberapa langkah yang direncanakan negara-negara Asia untuk meningkatkan pembelian minyak dan gas AS.

Indonesia

Indonesia akan mengusulkan peningkatan impor minyak mentah dan gas minyak cair (LPG) dari Amerika Serikat sekitar $10 miliar sebagai bagian dari negosiasi tarifnya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia mengatakan, mengatakan kementerian merekomendasikan peningkatan kuota impor LPG untuk AS serta mengimpor lebih banyak minyak mentah AS untuk membantu mencapai target tersebut.

Pakistan

Pakistan sedang mempertimbangkan untuk mengimpor minyak mentah dari Amerika Serikat untuk pertama kalinya guna mengimbangi ketidakseimbangan perdagangan yang memicu tarif AS yang lebih tinggi.

Menurut sumber Reuters yang merupakan seorang eksekutif kilang mengatakan bahwa idenya adalah untuk membeli minyak mentah AS yang setara dengan impor minyak dan produk olahan Pakistan saat ini, atau sekitar $ 1 miliar minyak.

India

India sedang mempertimbangkan usulan untuk menghapuskan pajak impor gas alam cair (LNG) AS guna meningkatkan pembelian dan membantu memangkas surplus perdagangan dengan Washington, yang menjadi masalah utama bagi Presiden Donald Trump, menurut empat sumber pemerintah dan industri.

India juga berencana untuk mengakhiri pajak atas impor etana dan gas minyak cair (LPG) AS.

Baca Juga: Nego Tarif Trump, Bahlil Sebut Impor LPG dari AS akan Dinaikkan Jadi 80%, Minyak 40%

Pengimpor LNG terbesar di negara itu, GAIL India Ltd, telah mengeluarkan tender untuk membeli hingga 26% saham dalam proyek LNG di Amerika Serikat yang dikombinasikan dengan kesepakatan impor gas selama 15 tahun.

Thailand

Thailand mengatakan bahwa mereka berencana untuk mengimpor lebih banyak LNG dan etana AS selama lima tahun ke depan.

Selain rencana yang ada untuk mengimpor 1 juta metrik ton LNG per tahun senilai $ 500 juta tahun depan sebagai bagian dari rencana 15 tahun yang dimulai pada tahun 2026 dengan total 15 juta ton, Thailand merencanakan kontrak lain untuk lebih dari 1 juta ton LNG AS selama lima tahun ke depan.

Thailand juga berencana untuk mengimpor 400.000 ton etana AS senilai $100 juta selama empat tahun ke depan.

Alaska LNG

Trump ingin Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan bergabung dengan proyek ekspor gas alam senilai US$ 44 miliar di Alaska, bagian dari dorongan Washington yang lebih luas terhadap perdagangan dan tarif.

Proyek ini bertujuan untuk mengangkut gas ke selatan dari utara Alaska yang terpencil melalui jaringan pipa sepanjang 1.300 km (800 mil) senilai $44 miliar, yang akan dikirim sebagai LNG ke Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan, melewati Terusan Panama.

Delegasi Alaska mengunjungi Jepang pada akhir Maret untuk memberi pengarahan kepada para pembuat kebijakan dan bertemu dengan calon pendukung proyek tersebut.

Perusahaan dagang Jepang Mitsubishi Corp mungkin mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam proyek LNG Alaska, meskipun keputusan apa pun akan memerlukan tinjauan yang cermat, kata Kepala Eksekutif Katsuya Nakanishi.

Pejabat kementerian industri Korea Selatan sedang mempertimbangkan untuk segera melakukan perjalanan ke Alaska sebagai bagian dari negosiasi tingkat kerja antara Amerika Serikat dan Korea Selatan untuk proyek tersebut.

Bulan lalu, perusahaan energi negara Taiwan CPC Corp menandatangani perjanjian dengan Alaska Gasline Development Corp untuk membeli LNG dan berinvestasi dalam proyek tersebut, sebuah langkah yang menurut Presiden Taiwan Lai Ching-te akan memastikan keamanan energi negara itu.

Selanjutnya: China Pertahankan LPR Bulan April Tetap di 3,1% dan 3,6%

Menarik Dibaca: Harga Samsung Z Flip 5 ​Terbaru April 2025, Cek Review Fitur Lengkapnya Berikut



TERBARU

[X]
×