Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto
OSLO. Dunia memperingati hari tanpa tembakau, kemarin. Tahun ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan kepada seluruh pemerintah di dunia agar memberlakukan kemasan polos alias tanpa merek untuk produk-produk tembakau.
Australia merupakan negara yang menerapkan kebijakan tersebut. Nah, kini Selandia Baru dan Norwegia segera mengikuti langkah itu.
Pekan lalu, Selandia Baru sudah mengumumkan akan menaikkan pajak atas tembakau sebesar 10% setiap tahun. Kenaikan pajak ini akan berlaku selama empat tahun ke depan. Dus, harga rokok pun menjadi lebih mahal.
Disebutkan, harga rokok untuk 20 batang akan menjadi US$ 20. Membuat harga rokok lebih mahal diyakini akan membuat konsumsi rokok bakal berkurang.
Sementara, Pemerintah Norwegia telah mencanangkan slogan menuju generasi bebas asap rokok. Seperti yang dikutip Bloomberg, Menteri Kesehatan Norwegia, Bent Hoeie di Oslo, Selasa (31/5) mengatakan, akan mengirimkan contoh gambar kemasan rokok dengan bergambar seram ke Parlemen pada Juni mendatang.
Selandia Baru dan Norwegia akan memaksa perusahaan rokok mengganti branding maupun merek pada bungkus rokok dan produk tembakau lain. Ini mencontoh Australia yang telah menerapkan kemasan rokok tanpa merek dan hanya berisi peringatan bahaya merokok plus gambar seram pada bungkus rokok.
Selandia Baru akan mewajibkan produsen rokok menonjolkan gambar mengerikan di kemasan rokok. Ketentuannya sebanyak 75% dari bungkus.
Pejabat Kementerian Kesehatan Selandia Baru memastikan akan ada peraturan yang mengatur khusus mengenai mekanisme kemasan rokok ini. Pemerintah Selandia Baru menargetkan negaranya bebas rokok pada tahun 2025.
Di Australia, kebijakan kemasan polos dari merek rokok ini sempat mendapat protes produsen rokok. Tercatat, Philip Morris International Inc dan British American Tobacco Plc keberatan dengan kebijakan tersebut.
Douglas Bettcher, Direktur WHO mengharapkan, pemerintah seluruh dunia agar memperketat aturan soal tembakau ini. Ini agar semakin efektif upaya mengurangi tembakau. Ia menyadari, upaya ini sebagai mimpi buruk bagi industri tembakau.