Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
HONGKONG. Seperlima dari perusahaan manufaktur Hongkong yang beroperasi di provinsi Guangdong China kemungkinan akan ditutup. Alasannya, teknologi yang digunakan pada pabrik-pabrik tersebut sudah ketinggalan zaman. Hal ini diungkapkan oleh Peter Leung, director of the Hongkong Economic and Trade Office di Guangdong seperti yang dikutip Ming Pao Daily News.
Jika hal itu benar-benar terjadi, Stanley Lau, deputy chairman Federation of Hongkong Industries mengatakan, penutupan tersebut akan menyebabkan lebih dari 1 juta warga kehilangan pekerjaan. Lau juga bilang, industri jasa layanan Hongkong juga akan turut terpukul, termasuk di dalamnya logistik, transportasi udara, bank dan asuransi.
Separuh dari 60.000 perusahaan Hongkong di provinsi itu sebenarnya sudah mampu meningkatkan kinerjanya. Hanya saja, kurangnya tenaga ahli dan sumber daya yang baik untuk mengambil alih tampuk kepemimpinan perusahaan akan menjadi faktor utama kegagalan perusahaan dalam bertahan. Untuk faktor yang satu itu, perannya bahkan melebihi teknologi dan krisis finansial.