Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - Shanghai. Perusahaan Kendaraan Listrik (EV) asal China, Nio, berencana untuk mengurangi jumlah tenaga kerjanya sebesar 10% bulan ini.
Dalam pernyataan dari produsen kendaraan listrik ini pada hari Jumat menyebutkan, pemutusan hubungan kerja alias PHK karyawan ini sebagai langkah untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya di tengah persaingan yang semakin ketat.
Nio menyebut permintaan terhadap kendaraan listrik di China telah melemah karena konsumen lebih memilih kendaraan hibrida plug-in yang lebih ekonomis. Catatan penjualan kendaraan hibrida ini naik 84,5% dalam sembilan bulan pertama tahun ini, yang membantu perusahaan otomotif seperti Li Auto dan BYD untuk mendapatkan pangsa pasar mereka.
Nio telah memberitahu karyawan bahwa pengurangan tenaga kerja akan selesai pada bulan November 2023, seperti yang disampaikannya dalam pernyataan kepada Reuters.
ECBaca Juga: Toyota Rides Weak yen, Demand for Hybrids to Post Blowout Profit
"Kami masih memiliki kesenjangan antara kinerja keseluruhan kami dan harapan," demikian pernyataan kepada karyawan dalam sebuah surel, dengan menambahkan bahwa perlu meningkatkan efisiensi dan memastikan sumber daya yang memadai.
"Ini adalah keputusan sulit namun diperlukan menghadapi persaingan yang ketat."
Perang harga yang dimulai oleh produsen otomotif Amerika Serikat, Tesla, pada awal tahun ini, telah mengurangi profitabilitas produsen kendaraan listrik murni, yang telah meningkatkan upaya untuk mengurangi biaya dan membangun kemitraan guna bertahan dalam persaingan yang semakin konsolidatif.
Nio, yang pulih dari penurunan penjualan pada paruh pertama tahun ini, telah mengirimkan 109.993 kendaraan listrik dalam sembilan bulan pertama tahun ini, naik 33,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, melampaui pertumbuhan sektor kendaraan listrik di China secara keseluruhan sebesar 18,1%.
Baca Juga: Kekhawatiran Infrastruktur Pengisian Daya Jadi Hambatan Terbesar Adopsi EV
Selain pemutusan hubungan kerja, Nio mengatakan akan menunda atau memotong investasi proyek jangka panjang yang tidak akan berkontribusi pada kinerja keuangan dalam tiga tahun.
Nio, yang menjual mobil di China dan Eropa melalui toko-toko miliknya sendiri, juga sedang mempertimbangkan untuk membangun jaringan dealer di Eropa guna meningkatkan pertumbuhan penjualan, demikian seperti yang dilaporkan oleh Reuters bulan lalu, untuk mengurangi tekanan keuangan pada perusahaan yang masih mengalami kerugian.