Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
RUSIA. Sebuah bom bunuh diri meledak di lobi masuk stasiun kereta Rusia pada Minggu (29/12) kemarin. Menurut pihak kepolisian setempat, kejadian tersebut menewaskan setidaknya 16 orang. Ini merupakan serangan mematikan kedua dalam tiga terakhir yang terjadi di Rusia. Hal ini terbilang mengkhawatirkan mengingat Rusia akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin pada 7 sampai 23 Februari 2014.
Dikabarkan, bom tersebut diledakkan di dekat tempat pemeriksaan detektor logam pada pintu utama stasiun Volgograd. Ini merupakan salah satu stasiun terpadat di Rusia.
Kelompok militan di Kaukasus Utara telah melakukan serangkaian serangan panjang sejak Presiden Vladimir Putin berkuasa pada 2000 silam. Mereka juga mengancam akan mengganggu pelaksanaan Olimpiade yang akan diadakan di resor Laut Hitam Sochi.
Rekaman yang ditayangkan pada televisi memperlihatkan ledakan besar berupa bola api oranye yang memenuhi aula megah stasiun. Hal itu menyebabkan kepulan asap berwarna abu-abu memenuhi stasiun dan keluar dari sejumlah jendela hancur.
"Orang-orang tergeletak di tanah, berteriak dan meminta bantuan. Saya membantu keluar seorang polisi yang kepada dan wajahnya berlumuran darah. Dia tidak bisa berbicara," jelas seorang saksi, Alexander Koblyakov kepada Rossiya-24 TV.
Pelakunya seorang wanita
Pihak kepolisian mengatakan bahwa pelaku peledakan bunuh diri adalah seorang wanita. Dia meledakkan dirinya sendiri setelah seorang polisi mendekati dirinya di dekat alat detektor karena tindak-tanduknya yang mencurigakan.
Salah satu situs yang terkait dengan badan keamanan Rusia, Life News, menayangkan foto yang diduga merupakan kepala pelaku peledakan.
Pihak berwenang mengindentifikasi pelaku sebagai salah seorang penduduk di Dagestan, provinsi yang dekat dengan Chechnya dan saat ini menjadi pusat pergerakan pemberontakan islam yang sudah lama berjalan. Wanita itu juga diketahui sebagai janda dua militan yang kedua-duanya dibunuh oleh pasukan keamanan Rusia.
Juru bicara Komite Investigasi Vladimir Markin menjelaskan, seorang pria bisa saja menjadi otak dari ledakan tersebut.
Sementara, Interfax mengutip salah seorang sumber penegak hukum Rusia mengatakan, pihak berwenang percaya penyerang adalah seorang pria yang membawa bom ke stasiun dengan ransel. Sejumlah bom juga dibawa oleh pengebom bunuh diri wanita yang sudah diatur dengan remote control oleh teman prianya.
Mereka yang disebut sebagai black widow atau 'janda hitam', yang berusaha membalas dendam atas kematian suami mereka. Black widow dipercaya terlibat dalam sejumlah serangan mematikan seperti pengepungan yang terjadi di teater Moskow pada tahun 2002 dan beberapa aksi pengeboman, termasuk serangan bunuh diri kembar yang menewaskan 40 orang di kereta bawah tanah Moskow pada tahun 2010.