Serangan Drone Ukraina Picu Kebakaran dan Evakuasi di Rostov Rusia

Rabu, 27 Agustus 2025 / 13:32 WIB

ILUSTRASI. Prajurit dari Brigade Mekanisasi ke-24 yang dinamai Raja Danylo dari Angkatan Bersenjata Ukraina berdiri di dekat drone tempur berat Kazhan sebelum menerbangkannya di atas posisi pasukan Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, dekat kota garis depan Chasiv Yar di wilayah Donetsk, Ukraina, 15 Mei 2025. Serangan drone Ukraina memicu kebakaran dan evakuasi warga di Kota Rostov-na-Donu, Rusia, pada Rabu (27/8/2025).

Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serangan drone Ukraina memicu kebakaran dan evakuasi warga di Kota Rostov-na-Donu, Rusia, pada Rabu (27/8/2025).

Penjabat Gubernur Wilayah Rostov, Yuri Slyusar, menyatakan kebakaran terjadi akibat puing-puing dari drone yang berhasil dihancurkan mengenai atap salah satu gedung apartemen. Sebanyak 15 warga dievakuasi dari lokasi tersebut.

Slyusar menegaskan bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut dan api berhasil dipadamkan.

Ia juga menyebutkan bahwa drone berhasil dijatuhkan di tujuh distrik berbeda di wilayah Rostov, dengan serpihan yang jatuh menyebabkan kerusakan pada atap dan fasad beberapa rumah penduduk.

Kementerian Pertahanan Rusia melalui Telegram melaporkan bahwa sistem pertahanan udara Rusia menghancurkan 26 drone Ukraina dalam semalam, 15 di antaranya di wilayah Rostov.

Namun, data yang diumumkan hanya mencakup jumlah drone yang berhasil dihancurkan, bukan jumlah keseluruhan yang diluncurkan Ukraina.

Kantor berita negara TASS menyebut sedikitnya tujuh gedung apartemen di pusat Kota Rostov-na-Donu mengalami kerusakan akibat serangan tersebut.

Sementara itu, Reuters belum dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen.

Pihak Ukraina belum memberikan komentar resmi terkait serangan ini.

Kyiv dalam beberapa bulan terakhir meningkatkan serangan ke wilayah Rusia dengan alasan sebagai balasan atas gempuran Moskow yang terus berlangsung di Ukraina.

Baik Rusia maupun Ukraina sama-sama membantah menargetkan warga sipil dalam perang yang dimulai sejak invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022.