Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konflik antara Rusia dan Ukraina kembali memanas.
Pada Minggu (24/8), Ukraina melancarkan serangan drone besar-besaran ke wilayah Rusia, memicu gangguan pada salah satu reaktor nuklir terbesar di negara tersebut serta kebakaran hebat di terminal ekspor bahan bakar Ust-Luga di Laut Baltik.
Serangan Terjadi Saat Hari Kemerdekaan Ukraina
Serangan ini bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Ukraina dari Uni Soviet pada 24 Agustus 1991. Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah menangkal sedikitnya 95 drone Ukraina di lebih dari selusin wilayah Rusia pada hari tersebut.
Meskipun ada pembicaraan damai, perang paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II masih berlanjut di sepanjang garis depan sepanjang 2.000 km, disertai serangan rudal dan drone ke wilayah jauh di dalam Rusia maupun Ukraina.
Baca Juga: Harga Minyak Naik 1% Terdorong Permintaan AS dan Macetnya Perundingan Rusia-Ukraina
Reaktor Nuklir Kursk Terpaksa Kurangi Kapasitas
Salah satu insiden paling serius terjadi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kursk, yang terletak hanya 60 km dari perbatasan Ukraina. Menurut pihak pengelola, sistem pertahanan udara berhasil menjatuhkan drone, namun ledakan yang terjadi merusak transformator tambahan, sehingga memaksa reaktor nomor 3 mengurangi kapasitas operasi hingga 50%.
Meski demikian, pihak berwenang menegaskan bahwa tingkat radiasi tetap normal dan tidak ada korban luka. Dua reaktor lainnya beroperasi tanpa menghasilkan listrik, sementara satu reaktor tengah menjalani perawatan rutin.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan pihaknya mengetahui laporan tersebut dan menegaskan bahwa setiap fasilitas nuklir harus dilindungi sepanjang waktu demi menghindari risiko besar bagi keselamatan global.
Kebakaran Besar di Terminal Bahan Bakar Ust-Luga
Sekitar 1.000 km di utara Kursk, serangan drone juga menghantam pelabuhan Ust-Luga di wilayah Leningrad, Rusia. Gubernur setempat, Alexander Drozdenko, mengatakan puing-puing drone yang ditembak jatuh menyebabkan kebakaran di terminal ekspor bahan bakar milik Novatek, salah satu kompleks pengolahan dan ekspor gas kondensat terbesar Rusia.
Rekaman yang beredar di kanal Telegram Rusia memperlihatkan sebuah drone menghantam terminal bahan bakar, disusul bola api raksasa dan asap hitam pekat membumbung tinggi ke udara.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, namun tim pemadam kebakaran masih berjuang memadamkan api.
Dampak Ekonomi: Pasokan Energi ke Pasar Asia Terancam
Terminal Ust-Luga, yang beroperasi sejak 2013, memproses gas kondensat menjadi berbagai produk energi seperti naphtha, avtur, fuel oil, dan gasoil. Dari fasilitas ini, Novatek memasok naphtha ke pasar Asia, termasuk China, Singapura, Taiwan, dan Malaysia, serta mengekspor avtur hingga ke Istanbul.
Kebakaran besar di terminal ini diperkirakan dapat memengaruhi rantai pasok energi internasional, khususnya ke pasar Asia yang menjadi konsumen utama.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Menguat Sepekan, Pasar Cermati Stagnasi Perdamaian Ukraina
Bandara Rusia Lumpuh, Industri Energi Jadi Sasaran
Serangan drone Ukraina juga membuat beberapa bandara di Rusia harus menghentikan operasional selama berjam-jam, termasuk Bandara Pulkovo di wilayah Leningrad.
Di sisi lain, sebuah perusahaan industri di kota Syzran, Rusia selatan, turut menjadi sasaran. Seorang anak dilaporkan terluka dalam serangan tersebut. Sebelumnya, kilang minyak Syzran milik Rosneft juga pernah diserang hingga terpaksa menghentikan produksi.
Pemerintah Ukraina belum mengeluarkan komentar resmi terkait serangan terbaru ini. Namun, Kyiv sebelumnya menyatakan bahwa serangan ke wilayah Rusia adalah bentuk respons atas gempuran Moskow yang terus berlanjut, serta bertujuan menghancurkan infrastruktur vital yang dianggap mendukung operasi militer Rusia.