Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON – Ketika Anda menyesap segelas anggur atau bir dingin di penghujung hari yang melelahkan, pernahkah terlintas bahwa minuman tersebut bisa meningkatkan risiko kanker?
Dokter Bedah Umum AS, Vivek Murthy, dalam nasihat terbaru yang mengejutkan, mendesak agar setiap botol alkohol di Amerika Serikat mencantumkan label peringatan risiko kanker.
Langkah ini bukan hanya seruan biasa. Ini adalah upaya mendalam untuk menyadarkan masyarakat tentang bahaya tersembunyi yang selama ini luput dari perhatian, meskipun faktanya konsumsi alkohol merupakan penyebab kanker ketiga yang bisa dicegah di AS, setelah tembakau dan obesitas.
Baca Juga: Minum Teh atau Kopi Setiap Hari Dapat Mengurangi Risiko Kanker Mulut dan Tenggorokan
Mengapa Alkohol Berisiko?
Menurut laporan tersebut, alkohol bertanggung jawab atas lebih dari 100.000 kasus kanker dan 20.000 kematian akibat kanker di AS setiap tahunnya.
Risiko ini meliputi kanker payudara, usus besar, hati, mulut, tenggorokan, bahkan pita suara. Lebih mengejutkan lagi, risiko ini tidak bergantung pada jenis alkohol yang dikonsumsi, baik bir, anggur, maupun minuman beralkohol lainnya.
Seruan label peringatan pada produk alkohol di AS terakhir diperbarui pada tahun 1988.
Saat itu, fokusnya hanya pada bahaya bagi wanita hamil dan gangguan dalam mengoperasikan mesin.
Kini, lebih dari tiga dekade kemudian, Murthy menyerukan pembaruan yang relevan dengan penemuan medis modern, khususnya risiko kanker yang sudah lama diketahui oleh para ahli.
"Konsumen berhak tahu," kata Murthy. "Setiap keputusan untuk mengonsumsi alkohol harus didasarkan pada informasi yang jelas tentang risiko kesehatan, termasuk kanker."
Baca Juga: 4 Keuntungan Berhenti Minum Alkohol buat Tubuh, Berat Badan Bisa Turun
Dampak Ekonomi dan Sosial
Seruan ini langsung memengaruhi pasar. Saham perusahaan alkohol seperti Brown-Forman Corp turun hingga 2% dalam perdagangan prapasar.
Reaksi ini mencerminkan kekhawatiran industri terhadap potensi regulasi baru yang dapat mengurangi konsumsi.
Namun, ini bukan hanya soal ekonomi. Ini adalah upaya untuk menyelamatkan ribuan nyawa setiap tahun.
Dengan alkohol yang menyumbang lebih dari 13.500 kematian akibat kecelakaan lalu lintas di AS setiap tahunnya, Murthy berharap pendekatan baru ini juga dapat memicu kesadaran akan bahaya menyeluruh dari konsumsi alkohol.
Tonton: Selain PM Israel Benjamin Netanyahu, Berikut Pemimpin Dunia Penyintas Kanker Prostat
Laporan ini merekomendasikan pemeriksaan konsumsi alkohol secara rutin oleh penyedia layanan kesehatan dan memperluas kampanye kesadaran publik.
Dalam jangka panjang, harapannya adalah perubahan budaya—dari memandang alkohol sebagai pelengkap gaya hidup menjadi sesuatu yang lebih bertanggung jawab dan penuh kesadaran.
Langkah ini, meski akan menghadapi tantangan besar dari industri alkohol dan kebiasaan sosial, merupakan panggilan untuk memprioritaskan kesehatan publik.
Apakah kita siap menerima kenyataan pahit di balik setiap tegukan alkohol? Itu adalah pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh konsumen, dengan bimbingan informasi yang transparan.