Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan akan membuka perizinan bank domestik baru setelah 30 tahun izin bank baru ditutup. Langkah ini untuk meningkatkan persaingan di sektor yang didominasi oleh lima bank.
Dalam pernyataannya, Otoritas jasa keuangan Korea Selatan atau FSC akan mengizinkan perusahaan keuangan untuk mengajukan izin bank komersial nasional. Harapannya ini bisa membuka jalan persaingan yang dapat membantu menurunkan suku bunga dan tarif biaya bagi konsumen.
“Bank membuat rekor keuntungan selama pandemi Covid dan membayar pendapatan bunga mereka sebagai bonus dan dividen untuk karyawan dan pemegang saham daripada mengembalikannya kepada warga negara, kata FSC dalam pernyataannya dikutip dari Bloomberg Rabu (5/7).
Baca Juga: Siap-siap, Akan Ada Lagi Investor Asing Akuisisi Bank
FSC menyebutkan, Daegu Bank, unit perbankan regional dari DGB Financial Group Inc akan menjadi perusahaan pertama yang memanfaatkan aturan yang diperluas, dengan niat untuk berubah menjadi bank nasional.
Saham DGB naik 1,2%. Saham Bank Korea Selatan diperdagangkan lebih rendah, dimana saham pemberi pinjaman khusus online pertama di negara itu KakaoBank Corp jatuh 2,5% di perdagangan bursa Seoul. Woori Financial Group Inc dan Hana Financial Group, perusahaan induk dari dua bank terbesar Korea, juga turun.
Langkah pemerintah dilakukan setelah Presiden Yoon Suk Yeol awal tahun ini mengkritik bank karena telah membukukan keuntungan mudah dari kesenjangan antara suku bunga deposito dan pinjaman, sambil memberi penghargaan kepada eksekutif mereka dengan bonus besar saat peminjam kesulitan untuk membayar suku bunga tinggi.
Sejak itu, regulator keuangan meluncurkan gugus tugas dan pengawas antimonopoli negara menyelidiki pemberi pinjaman besar untuk menilai apakah mereka berkolusi dalam suku bunga pinjaman.
Lima bank teratas Korea - Kookmin Bank, Shinhan Bank, KEB Hana Bank, Woori Bank dan NongHyup Bank - menyumbang sekitar 63% dari total aset bank di negara tersebut dengan nilai 4.115 triliun won (US$ 3,16 triliun) dan sekitar tiga perempat dari deposito.
Bank-bank tersebut membukukan pendapatan bersih gabungan sebesar 12,7 triliun won tahun lalu, melonjak sekitar 18% dari tahun sebelumnya. Bank juga telah membagikan bonus 2 triliun won kepada karyawan tahun lalu, menurut regulator.
Yongjin Seol, seorang analis di SK Securities Co berpendapat meskipun ada satu rintangan besar yang dihilangkan, perusahaan kecil masih harus berjuang untuk memasuki industri yang didominasi oleh pesaing raksasa.
“Meskipun bank regional dapat memperoleh lisensi perbankan komersial nasional, apakah mereka dapat memperoleh klien nasional adalah masalah yang berbeda – saya meragukannya,” kata Seoul.
Baca Juga: Pengembang Kawasan Industri Terus Memperkuat Bisnisnya Sepanjang 2023
Bank-bank Korea Selatan tidak sendirian dalam menghadapi kritik atas keuntungan yang berlebihan selama masa inflasi melonjak dan biaya tinggi bagi konsumen. Selandia Baru memulai studi pasar tentang persaingan di sektor layanan perbankan pribadi untuk memastikan pasar bekerja dengan baik bagi warga negara.
Sementara itu, anggota parlemen Inggris mengkritik bank-bank terbesar karena menawarkan tingkat tabungan yang pelit kepada pelanggan.
Dan di AS, Presiden Joe Biden memanggil bank, di antara perusahaan lain, karena membebankan biaya yang berlebihan.