kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Setelah BRIC, terbitlah MIST


Selasa, 07 Agustus 2012 / 14:50 WIB
Setelah BRIC, terbitlah MIST
ILUSTRASI.


Reporter: Hasbi Maulana |

LONDON. Jim O’Neill, jika Anda ingat, adalah pencetus istilah BRIC lebih dari satu dekade silam. Brazil Rusia India dan China merupakan empat negara berkembang jagoannya di tengah masa booming investasi tahun 2001. Kini, Chairman Goldman Sachs Asset Management itu memunculkan istilah baru lagi: MIST, untuk Meksiko, Indonesia, Korea Selatan dan Turki.

MIST adalah empat pasar terbesar dalam Goldman Sachs N-11 Equity Fund. Reksadana ini diluncurkan pada Februari 2011 dan berinvestasi pada aset di 11 negara berkembang yang diprediksi menjadi negara berkembang besar di masa depan.

Return reksadana ini sudah mencapai 12% tahun ini, bandingkan dengan return 1,5% pada produk Goldman Sachs yang berinvestasi pada BRIC. “Kami melihat dana mengalir masuk pada Next 11 setiap pekan. Ia tak terpengaruh oleh kekecewaan pasar AS dan tentu saja Eropa, dan juga dari pasar BRIC,” kata investor berusia 55 tahun itu.

O’Neill mengisahkan, ia mendapat ide membentuk N-11 dalam perjalanannya ke China dan Korea Selatan dua tahun silam untuk membantu investor yang mencari keuntungan di luar BRIC. Ia melihat negara-negara N-11 mulai keluar dari bayang-bayang BRIC. Mereka punya populasi yang lebih muda daripada AS dan Eropa serta angka kelahiran yang lebih tinggi untuk mendorong ekonomi.

Selain negara-negara MIST, anggota N-11 lainnya adalah Bangladesh, Mesir, Nigeria, Pakistan, Filipina, dan Vietnam. Iran ternyata juga masuk namun Goldman Sachs berkata tidak berinvestasi di sana karena negara itu tak membuka pasar bagi investor asing.

N-11 telah mengalahkan 93% reksadana AS yang menanamkan dana di pasar saham emerging market tahun ini dan 89% reksadana yang berinvestasi di BRIC. Sejauh ini, return N-11 masih di belakang indeks acuannya yakni MSCI GDP Weighted Next 11 di luar Iran yang menanjak 17% tahun ini. Adapun indeks MSCI BRIC baru naik 1,7%.

N-11 memiliki dana kelolaan US$ 113 juta dan berinvestasi dalam 73 saham di kuartal kedua lalu. Sementara BRIC fund Goldman Sachs mengelola US$ 410 juta dan berinvestasi dalam 72 saham. O’Neill sendiri tidak terlibat dalam pengelolaan kedua reksadana itu.

Namun mau tahu siapa investor pemegang terbanyak N-11? Tak lain adalah miliuner terkaya dunia Carlos Slim. Pada akhir Juni, Slim mengantongi 7,9% dari portofolio N-11.

Ekonomi MIST tumbuh dua kali lipat dalam satu dekade terakhir, bahkan melampaui Jerman tahun lalu. Meksiko, negara berperekonomian terbesar kedua di Amerika Latin, mencatat rekor penjualan mobil terbesar.

Pertumbuhannya sudah melampaui Brazil selama dua tahun berturut-turut. Ekonomi Meksiko tumbuh 4,6% dalam tiga bulan pertama 2012, yang tercepat dalam enam kuartal. Sedang Brazil diprediksi hanya tumbuh kurang dari 3% selama dua kuartal penuh di 2012.

Performa Indonesia di atas kertas tak kalah biru. Konsumsi domestik dan investasi yang makin kuat menyokong ekonominya tumbuh di atas prediksi sebesar 6,4% di kuartal kedua ini.

Di sisi lain, India tumbuh 5,3% di kuartal I lalu, yang terjelek dalam sembilan tahun terakhir. S&P memperingatkan bahwa peringkat utang India bisa turun jika India tidak kembali tumbuh dan mengatasi masalah politiknya.

Meski angka pertumbuhan MIST lebih tinggi dari BRIC (kecuali China) tahun ini, namun pendapatan domestik brutto (PDB) MIST masih tertinggal. Total PDB MIST tahun lalu mencapai US$ 3,9 triliun. Ini tak sampai sepertiga dari PDB BRIC yang sebesar US$ 13,5 triliun. Bahkan juga masih jauh dari PDB China yang mencapai US$ 7,3 triliun.

Tapi terhadap total GDP dari 11 negara dalam N-11, MIST menyumbang 73%.

Bagaimana dengan bursa sahamnya?

Indeks IPC Meksiko menanjak 11% tahun ini. DI Indonesia, IHSG mendaki 7,4%, sementara indeks Kospi Korea Selatan naik 3,3%. Indeks ISE National 100 Turki melejit 28%.

Sekarang coba lihat, indeks Bovespa Brazil hanya naik 2,8% tahun ini. Indeks Micex Rusia menanjak 2%. Namun indeks komposit Shanghai rontok 2%. Indeks BSE India Senstive menampilkan kinerja paling apik yaitu melesat 11% tahun ini.

“Anda melihat rotasi kepemimpinan berdasarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Jika kembali ke tahun 2009, orang sangat mempercayai kisah BRIC, bahkan mungkin terlalu mempercayainya,” tutur Paul Chritopher, Chief International Strategist Wells Fargo Advisor.

Investor dunia telah menanamkan dana dalam saham-saham BRICS senilai US$ 67 miliar antara tahun 2001-2010. Selama periode itu kinerja saham BRIC mengungguli S&P 500 hingga 2,81%.

Tapi tahun lalu, mereka menarik dana sebesar US$ 15 miliar. Menurut lembaga riset EPFR Global asal Cambridge, angka tersebut merupakan jumlah penarikan terbesar sejak 1996.

Tetap saja, bursa saham MIST tak kebal dari masalah perlambatan ekonomi dunia. Dana dari investor global mengalir masuk ke Turki sebesar US$ 104 juta dan ke Indonesia US$ 123 juta sampai dengan 1 Agustus ini. Tapi di waktu yang sama, dana juga keluar sebesar US$ 1,33 miliar dari Korsel dan US$ 115 juta dari Meksiko.

Tiap-tiap negara MIST menyimbang setidaknya 1% dari PDB global. O’Neill percaya porsi tersebut akan bertambah di dekade ini. Jika harus memilih di antara keempat negara, O’Neill berkata Meksiko dan Turki adalah yang paling atraktif tahun ini.

Namun Christopher merekomendasikan investor menjual saham BRIC dan membeli saham-saham di Indonesia. Selain angka pertumbuhan ekonomi, ia optimis pada rencana pemerintah membangun kereta api, bandara, dan pelabuhan. Ia juga merekomendasikan saham-saham Korsel yang menurutnya dapat menarik untung dari kenaikan ekspor ketika belanja domestik China bertambah.

Meski tampak menggiurkan, O’Neill mengatakan MIST bisa jadi takkan melampaui BRIC terlalu lama, terutama saat pemerintah China turun tangan mendorong ekonominya.

Penurunan kinerja saham BRIC juga bukan alasan untuk melepas potensi investasi jangka panjangnya. Ia memprediksi BRIC akan tumbuh rata-rata 6,5% sampai tahun 2020. Sedangkan N-11 hanya 5,5%.

Ia juga mengaku sudah tiga kali menolak permintaan tenaga penjualan Goldman Sales untuk memulai instrumen dana investasi yang berfokus di MIST. Alasannya bukan hanya masalah ekonomi, kata dia.

“Anda sudah mendapatkan MIST di N-11. Saya juga tak mau dikenang sejarah sebagai pria yang konsisten menciptakan akronim,” tuturnya.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×