kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Setelah Rusia, AS bidik kontrol senjata bersama dengan China


Kamis, 04 Februari 2021 / 13:31 WIB
Setelah Rusia, AS bidik kontrol senjata bersama dengan China
ILUSTRASI. Bendera China di sebelah bendera AS sebelum pertemuan Dialog Strategis, bagian dari Dialog Strategis dan Ekonomi AS-China (S&ED), di Wisma Negara Diaoyutai di Beijing, 10 Juli 2014.


Sumber: Kyodo | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) pada Rabu (3/2) mengumumkan, perjanjian pembatasan nuklir dengan Rusia resmi diperpanjang hingga 2026. Kini, negeri paman Sam mengincar upaya serupa dengan rival lainnya, China.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan, New Strategic Arms Reduction Treaty (New START) membuat Amerika Serikat, sekutu, serta mitra lainnya menjadi lebih aman.

"Persaingan nuklir yang tidak dibatasi akan membahayakan kita semua," ungkap Blinken seperti dikutip dari Kyodo.

Blinken mengatakan, ke depan AS akan mengupayakan kontrol senjata bersama dengan China demi mengurangi bahaya dari persenjataan nuklir China yang modern dan terus berkembang.

Baca Juga: Kemampuan jet tempur Su-57E Rusia diklaim bakal dilirik banyak negara

Rencana ini sudah sempat diungkapkan oleh Pemerintahan Donald Trump. Sayangnya, Beijing ketika itu tidak menunjukkan minat untuk datang ke meja perundingan.

Saat itu, Trump bersikeras ingin memasukkan China ke dalam New START, demi mengontrol produksi hulu ledak nuklir rivalnya tersebut. Niat ini nampaknya akan diteruskan oleh Pemerintahan Joe Biden.

Perpanjangan perjanjian New START

AS dan Rusia pada Rabu saling bertukar catatan diplomatik terkait kesepakatan untuk memperpanjang New START. Kesepakatan baru juga mulai berlaku pada hari yang sama dan akan berakhir 5 Februari 2026.

Baca Juga: AS kembali terbangkan pesawat bomber B-52 ke Timur Tengah

New START membatasi kedua negara untuk tidak memiliki lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir dan tidak lebih dari 800 peluncur rudal balistik antarbenua. Kesepakatan juga mengatur jumlah peluncur rudal balistik yang diluncurkan kapal selam serta pembom berat yang dilengkapi untuk persenjataan nuklir.

Perjanjian tersebut mulai berlaku pada Februari 2011 untuk jangka waktu 10 tahun dan berakhir 5 Februari 2021. Saat disepakati untuk yang pertama kali, baik AS maupun Rusia sepakat untuk memperpanjangnya untuk jangka waktu tidak lebih dari lima tahun.

Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya telah menyetujui perpanjangan tersebut selama pembicaraan telepon pertama mereka setelah Biden menjabat pada 20 Januari.

Selama bertahun-tahun, New START telah menjadi satu-satunya perjanjian kendali senjata antara dua negara adidaya nuklir dunia. Terlebih, setelah Trump menarik diri Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty yang berlaku sejak 1987 karena menilai ada pelanggaran yang dilakukan oleh Rusia.

Selanjutnya: Korea Selatan siap perkuat aliansi dengan AS di bawah kepemimpinan Biden



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×