Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Perang dagang masih bakal terus berkobar. Setelah mengumumkan penghapusan tiga emiten telekomunikasi China, New York Stock Exchange (NYSE) juga selanjutnya berpotensi akan menghapus perusahaan minyak China dari daftar emiten di bursa AS.
Menurut analis Bloomberg Intelligence, Henik Fung, produsen minyak lepas pantai terbesar China yakni Cnooc Ltd. bisa jadi paling berisiko karena berada di daftar perusahaan yang dikatakan dimiliki atau dikendalikan oleh militer China. PetroChina Co. dan China Petroleum and Chemical Corp., atau juga dikenal sebagai Sinopec, mungkin juga berada di bawah ancaman karena sektor energi sangat penting bagi militer China.
Baca Juga: China putuskan perpanjang pengecualian tarif untuk 6 produk AS ini selama setahun
"Perusahaan minyak bisa datang sebagai gelombang berikutnya. Pada saat yang sama, dampak penghapusan perusahaan telekomunikasi mungkin minimal karena nilai perdagangan mereka tipis di AS dan mereka tidak mengumpulkan banyak dana di sana," kata Steven Leung, direktur eksekutif di UOB Kay Hian di Hong Kong seperti dikutip Bloomberg, Senin (4/1).
Seorang juru bicara Sinopec menolak berkomentar. Cnooc dan PetroChina tidak segera menanggapi permintaan komentar. Di Hong Kong, saham Cnooc turun sebanyak 5,7% pada perdagangan hari Senin (4/1). Saham PetroChina juga turun sebanyak 2,5% dan Sinopec turun sebanyak 1,4%.
Baca Juga: Atur portofolio di tahun 2021, berikut sejumlah faktor yang perlu dicermati investor
Sebelumnya NYSE mengumumkan akan menghapus tiga perusahaan China untuk mematuhi perintah eksekutif AS yang memberlakukan pembatasan pada perusahaan yang diidentifikasi berafiliasi dengan militer China. China Mobile Ltd., China Telecom Corp Ltd. dan China Unicom Hong Kong Ltd. semuanya akan ditangguhkan dari perdagangan antara 7 Januari dan 11 Januari. Dan proses untuk menghapusnya telah dimulai, kata bursa.
Dalam pernyataan terpisah, setiap perusahaan telekomunikasi yang terkena penghapusan mengatakan "menyesali" tindakan NYSE, dan mengatakan keputusan tersebut dapat memengaruhi harga dan volume perdagangan saham perusahaan. Ketiga perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka belum menerima pemberitahuan apa pun dari NYSE tentang penghapusan tersebut.
Baca Juga: AS: China ancaman terbesar bagi demokrasi di seluruh dunia sejak Perang Dunia II
Lebih lanjut, China Unicom dan China Mobile mengatakan mereka sedang meninjau cara untuk melindungi "hak hukum" perusahaan. China Telecom mengatakan sedang mempertimbangkan "opsi yang sesuai" untuk "melindungi kepentingan sah perusahaan."