Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. DPR Amerika Serikat (AS), Rabu (18/12) sore waktu Washington, akan melakukan pemungutan suara yang sangat penting: pemakzulan Presiden Donald Trump, dengan tuduhan menyalahgunakan kekuasaan dan menghalangi penyelidikan kongres.
Melansir Reuters, pemungutan suara di DPR yang dikontrol Partai Demokrat diperkirakan akan berujung pada pemakzulan Trump. Kalau itu yang terjadi, Trump akan menjadi Presiden AS ketiga yang dimakzulkan.
Dan, pemungutan suara tersebut akan menghasilkan pengadilan pada bulan depan di Senat AS, dengan anggota DPR bertindak sebagai jaksa. Tapi, "kamar" itu dalam kendali Partai Republik, yang telah menunjukkan sedikit minat dalam mengeluarkan Trump dari Gedung Putih.
Baca Juga: Trump akan menjadi presiden AS ketiga yang dimakzulkan
Demokrat menuduh Trump menyalahgunakan kekuasaannya, dengan meminta Presiden Ukraina menyelidiki Joe Biden, mantan Wakil Presiden AS dan kandidat kuat Demokrat dalam Pemilihan Presiden 2020. Trump juga dituduh menghalangi penyelidikan kongres untuk masalah ini.
Pemungutan suara di DPR jelas membuat Trump murka. Dia menyebut proses pemakzulan sebagai "kebohongan total," dan pada Selasa (17/8) mengirim surat panjang kepada Ketua DPR Nancy Pelosi yang menuduhnya terlibat dalam "penyimpangan keadilan".
Trum mengecam penyelidikan itu sebagai "percobaan kudeta" dan berpendapat, Demokrat sedang mencoba untuk membatalkan hasil Pemilihan Presiden 2016 di mana ia mengalahkan Hillary Clinton, calon Presiden Demokrat.
"Bisakah Anda percaya bahwa saya akan dimakzulkan oleh Radikal Kiri. Jangan Melakukan Apa-Apa Demokrat. DAN SAYA TIDAK MELAKUKAN KESALAHAN! Sesuatu yang mengerikan," kicau Trump, Rabu (18/12) pagi, seperti dikutip Reuters.
Menjelang pemungutan suara, Selasa (17/12), Pelosi mengirim surat kepada 232 anggota DPR dari Demokrat, dan mendesak mereka untuk setia pada Konstitusi.
Baca Juga: Trump kirim surat penuh kemarahan kepada Ketua DPR AS jelang pemakzulan
"Sangat menyedihkan, fakta-fakta sudah jelas bahwa Presiden menyalahgunakan kekuasaannya untuk keuntungan pribadi, politiknya, dan dia menghalangi Kongres karena menuntut pertanggungjawaban dia, terhadap Konstitusi dan rakyat Amerika Serikat," tulis Pelosi.
Masalahnya, untuk melengserkan Trump, butuh dua pertiga suara dari 100 anggota Senat AS. Ini berarti, Demokrat harus membujuk setidaknya 20 Republikan untuk bergabung dengan mereka untuk mengakhiri kepemimpinan Trump.