kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simon Reuben: Agresif mengembangkan aset (4)


Jumat, 24 Februari 2012 / 06:55 WIB
ILUSTRASI. Pertambangan batubara Bukit Asam (PTBA)


Sumber: Harian KONTAN, 27 Januari 2012 | Editor: Catur Ari

Sepuluh tahun menjadi pengeduk kekayaan di Rusia, Simon Reuben dan abangnya, David, memutuskan menjual seluruh asetnya dan meninggalkan negara tersebut di tahun 2000. Padahal, keduanya telah membangun Trans World Group yang menguasai bisnis aluminium di Rusia. Mereka memilih menjajal iklim bisnis di Inggris. Berkantong tebal hasil penjualan Trans World, keduanya agresif membangun bisnis, sehingga sukses mengumpulkan harta US$ 8 miliar.

Tidak banyak kabar berita yang melingkupi duo Reuben ini setelah menjual aset-asetnya di Rusia. Publik memang mengetahui kantong mereka terisi tebal hasil penjualan Trans World. Namun, tak ada yang tahu dengan pasti nilai aset mereka.

Pada tahun 2002, nama mereka kembali muncul ke permukaan. Kedua bersaudara ini dikabarkan membeli gedung pencakar langit Millbank Tower, yang dekat dengan Sungai Thames, senilai £ 120 juta.

Ambisi kedua bersaudara ini untuk berinvestasi besar-besaran di London tersebar cepat. Tahun sebelumnya, nama keduanya memang muncul sebagai peminat Barkeley Square Estate. Analis memperkirakan keduanya memiliki uang setidaknya £ 600 juta.

Barulah di tahun 2003, Reuben bersaudara ini menyatakan akan menjadi pemain bisnis di Inggris. Seperti dikutip The Guardian, mereka mengaku telah mengembangkan portofolio properti senilai £ 1 miliar dalam beberapa bulan terakhir, dan membidik beberapa proyek besar.

Abang-adik keturunan Yahudi-Irak ini memang tak pernah mengungkap aset kekayaan mereka. Melalui juru bicara dari perusahaan public relation City, keduanya mengaku memiliki aset likuid.

Trans World dikatakan pernah menyentuh angka penjualan US$ 7 miliar atau sekitar £ 4,4 miliar dan menguasai 5% pangsa pasar aluminium dunia. Dengan nilai tersebut, publik memperkirakan, kekayaan mereka berdua mencapai £ 2 miliar.

Dalam kesempatan tersebut, mereka juga membantah terlibat dalam bisnis mafia Rusia, ketika masih mengendalikan Trans World. Malah, lantaran peran para mafia semakin besar membuat mereka meninggalkan negeri tersebut.

Mereka berminat membangun bisnis properti di Inggris dan luar negeri lewat Motcomb Estates, sebuah wahana usaha atau special purpose vehicle (SPV).

Berbisnis properti diakui sudah mendarah daging dalam keluarga mereka. Dengan menjual investasi properti, keluarga mereka bisa membiayai migrasi ke London.

Saat ini, David tinggal di London sementara Simon lebih banyak menghabiskan waktunya di Monako. Dengan kekayaan sebesar £ 2,1 miliar, mereka menjadi orang terkaya kelima di Inggris. David dikenal publik sebagai pemain saham atau trader, sedangkan Simon dikenal sebagai investor aneka rupa investasi.

Ekspansi Reuben bersaudara semakin kencang di bisnis properti. Mereka kembali menawarkan pembelian ritel kelas atas Selfridges di Jalan Oxford, London, dengan nilai £ 530 juta.

Tak lama kemudian, mereka menyatakan telah berkecimpung dalam bisnis transportasi dengan membeli Ermewa Group senilai £ 37 juta dari perusahaan yang berbasis di Paris. Perusahaan ini menyewakan kontainer dan railcar untuk sektor kimia, bahan bakar minyak, gas, kosmetik, makanan, dan baja.

Tahun 2005, seperti dirilis Daily Telegraph, kekayaan Reuben bersaudara diperkirakan mencapai US$ 4,38 miliar. Dengan gaya investasi merger dan akuisisi, ekspansi mereka terlihat cepat. Tahun 2011, berdasarkan versi majalah Forbes, aset kekayaan mereka mencapai US$ 8 miliar.

Jenis investasi mereka selain real estate juga di berbagai perusahaan lain. Mulai dari bandara kecil, pusat data, pertambangan, sampai pacuan kuda. Di bidang real estate, Reuben bersaudara memiliki sejumlah gerai pusat perbelanjaan di jantung kota London.

Keduanya juga membangun Reuben Foundation yang menjadi sayap amalnya di sektor kesehatan dan pendidikan kanker pada tahun 2004. Proyek mereka tersebar di Inggris dan Israel.

(Selesai)




TERBARU

[X]
×