Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya Singapura untuk memperkuat ketahanan energi melalui kerja sama lintas negara kembali mencatat perkembangan. Singapura resmi memberikan izin bersyarat kepada Singa Renewables Pte Ltd. untuk mengimpor hingga 1 gigawatt (GW) listrik tenaga surya dari Indonesia.
Melansir Bloomberg pada Sabtu (31/5), Singa Renewables merupakan perusahaan patungan antara TotalEnergies SE asal Prancis dan konglomerat Indonesia Royal Golden Eagle (RGE) Pte. Ltd.
Proyek ini juga melibatkan Singapore Energy Interconnections Pte. Ltd. yang akan mengeksplorasi pembangunan kabel listrik bawah laut antara kedua negara. Dalam keterangan resminya, tidak disebutkan nilai investasi maupun jadwal pelaksanaan proyek tersebut.
Baca Juga: Pandu Sjahrir Jadi Ketua Umum AEML, Perkuat Ekosistem Mobilitas Listrik di Indonesia
Langkah ini menjadi bagian dari target Singapura untuk mengimpor hingga 6 GW energi bersih pada 2035, untuk mengurangi ketergantungan terhadap gas alam cair (LNG) yang selama ini menjadi sumber utama listrik di negara tersebut.
Hingga kini, total 3,4 GW proyek impor listrik dari Indonesia telah disetujui oleh Otoritas Pasar Energi (Energy Market Authority/EMA), sebagian besar berasal dari energi surya.
Di waktu yang hampir bersamaan, Singapura juga menjajaki potensi impor listrik tenaga angin dari Vietnam serta menandatangani kerja sama pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan Malaysia pada Februari lalu.
Menurut pernyataan perusahaan, proyek kabel listrik bawah laut ini diharapkan mendukung inisiatif ASEAN Power Grid, yang bertujuan mengintegrasikan sistem kelistrikan antarnegara anggota ASEAN.
Baca Juga: Ekosistem Motor Listrik di Indonesia Masih Jadi Tantangan
Pengumuman ini dirilis bersamaan dengan kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Singapura. Dalam lawatan tersebut, kedua negara menandatangani kerja sama strategis di bidang energi bersih, pertahanan, dan keamanan siber.