Sumber: Channel News Asia | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Masalah lain yang juga muncul adalah memurnikan ribonucleic acid (RNA) dari sampel pasien. Dalam prosesnya, ini membutuhkan komponen yang sulit didapatkan, bahkan oleh seluruh dunia.
Peneliti senior dalam proyek NTU, Dr. Sivalingam Paramalingam Suppiah mengungkapkan beberapa keunggulan dari metode yang mereka ciptakan. Poin utama tetap berada kecepatan, ketepatan, serta penghematan biaya.
"Dengan melewatkan langkah ekstraksi RNA, kami melihat ada penghematan biaya pada proses ekstraksi asam nukleat, dan menghindari masalah kebutuhan reagen di tengah kebutuhan global terus meningkat," ungkap Dr. Suppiah seperti dilansir Channel News Asia.
Baca Juga: Singapura: Kita harus siap menghadapi gelombang kedua virus corona
Singapura jadi negara berikutnya, setelah Israel, yang berusaha mengembangkan alat tes Covid-19 kilat. Israel juga sedang mengembangkan alat rapid test yang mampu menunjukkan hasil dalam 30 detik saja.