Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - PAJU. Ketika Korea Utara mengirim ratusan balon yang membawa sampah melintasi perbatasan ke Korea Selatan pekan lalu, tindakan tersebut memicu peringatan darurat dan liputan media sepanjang waktu di negara tetangganya.
Namun meski banyak warga Korea Selatan yang mungkin tidak terlalu lama memikirkan insiden tersebut, bagi warga yang tinggal di dekat perbatasan yang dijaga ketat, kejadian tersebut hanyalah yang terbaru dari meningkatnya ketegangan antar Korea yang mengkhawatirkan.
“Beberapa orang menganggapnya sebagai masalah bagi lingkungan orang lain,” kata Yoon Seol-hyun, pemilik wisma dan agen perjalanan di kota perbatasan Paju. Dia mendesak seluruh warga Korea Selatan untuk menaruh perhatian dan membantu berbuat lebih banyak untuk menenangkan situasi.
Reuters memberitakan, gesekan meningkat ketika Korea Selatan menanggapi balon tersebut dengan melanjutkan aktivitas militer di sepanjang garis demarkasi.
Seoul juga tidak mengesampingkan penggunaan pengeras suara untuk menyebarkan propaganda di perbatasan dengan Korea Utara.
Daerah perbatasan ini populer di kalangan wisatawan lokal dan asing yang ingin melihat wilayah Korea Utara yang terisolasi. Namun Yoon mengatakan bisnisnya di Paju, yang berjarak sekitar 35 km (22 mil) utara ibu kota Seoul, telah terdampak oleh kenaikan ketegangan antar kedua negara.
No Hyun-ki, 60 tahun, warga Paju lainnya, juga khawatir dengan aksi balas dendam yang terjadi baru-baru ini antara kedua Korea.
Baca Juga: Hubungan Makin Panas, Korea Selatan Tangguhkan Perjanjian Militer dengan Korea Utara
“Maka tidak ada pilihan lain… selain memiliki rasa takut bahwa artileri Korea Utara akan terbang menuju tempat ini,” kata No.
No menggambarkan Paju sebagai kota yang paling menegangkan.
Kedua Korea secara teknis masih berperang sejak perjanjian gencatan senjata mengakhiri pertempuran pada Perang Korea tahun 1950-1953.
Militer kedua negara saling berhadapan di perbatasan antar-Korea dan Korea Utara telah mengerahkan rudal dan roket yang ditujukan ke Korea Selatan dan secara rutin mengancam akan memusnahkan negara tetangganya tersebut.
Korea Utara mengatakan pihaknya akan menghentikan pengiriman balon sampah namun berjanji akan melanjutkan praktik tersebut jika selebaran yang mengkritik negara tersebut diterbangkan lagi dari Korea Selatan.
Baca Juga: Korea Selatan Protes, Korea Utara Setop Sementara Pengiriman Balon Isi Sampah
Meskipun demikian, pembelot dan aktivis Korea Utara Park Sang-hak telah bersumpah untuk terus mengirimkan balon yang membawa selebaran anti-Korea Utara kecuali pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meminta maaf atas “kesalahan” yang dilakukannya.
Park tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar, namun sebuah pernyataan di situs kelompok sipilnya mengatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan 20 balon yang membawa 300.000 selebaran dan 2.000 kartu USB berisi K-pop dan drama Korea ke Korea Utara pada awal Mei.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan yang menangani hubungan dengan Korea Utara mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya memantau masalah pengiriman selebaran melewati perbatasan, meskipun mencatat bahwa praktik tersebut dilindungi oleh kebebasan berpendapat.
Mengirimkan selebaran anti-Korea Utara melintasi perbatasan telah menjadi kontroversi di Korea Selatan, yang terkadang memicu bentrokan antara aktivis dan penduduk di kota-kota perbatasan selama bertahun-tahun.
“Penduduk Paju mana yang menyukai tindakan yang meningkatkan ketegangan?” kata Yoon, yang mengatakan dia bekerja dengan penduduk setempat lainnya untuk mencoba memblokir peluncuran balon.