Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID -SEOUL. Citra satelit menunjukkan, banjir besar yang baru-baru ini melanda Korea Utara diprediksi telah merusak rumah pompa yang terhubung ke fasilitas nuklir utama negara itu. Hal itu diungkapkan oleh sebuah lembaga pemikir yang berbasis di AS pada Kamis (13/8/2020).
Reuters memberitakan, analis 38 North, sebuah situs web yang memantau Korea Utara, mengatakan citra satelit komersial dari periode 6-11 Agustus menunjukkan betapa rentannya sistem pendingin reaktor nuklir Pusat Penelitian Ilmiah Nuklir Yongbyon terhadap peristiwa cuaca ekstrem.
Semenanjung Korea telah dilanda musim hujan terlama dalam sejarah baru-baru ini, dengan banjir dan tanah longsor menyebabkan kerusakan dan kematian di Korea Utara dan Selatan.
Baca Juga: Hampir 60% penduduk Korea Utara alami kesulitan pangan, salah yang terburuk di Asia
Terletak di tepi Sungai Kuryong sekitar 100 km (60 mil) di utara ibu kota Korea Utara, Pyongyang, Yongbyon adalah rumah bagi reaktor nuklir, pabrik pemrosesan ulang bahan bakar, dan fasilitas pengayaan uranium yang diperkirakan digunakan dalam program senjata nuklir negara itu.
Reaktor lima megawatt -diyakini digunakan untuk memproduksi plutonium senjata nuklir- tampaknya tidak akan beroperasi selama beberapa waktu, demikian laporan yang dirilis 38 North.
Baca Juga: Kim Jong Un marah besar dan hukum mati 6 orang, ini penyebabnya
"Kerusakan pada pompa dan pipa di dalam rumah pompa merupakan kerentanan terbesar bagi reaktor. Jika reaktor beroperasi, misalnya, ketidakmampuan untuk mendinginkannya akan mengharuskan mereka untuk dimatikan," demikian bunyi laporan itu.
Masih mengutip Reuters, Kementerian Pertahanan Korea Selatan menolak mengomentari laporan itu, tetapi mengatakan selalu memantau perkembangan terkait program nuklir dan rudal Korea Utara dan menjaga kerja sama yang erat dengan pemerintah AS.
Baca Juga: Hadapi ancaman Korea Utara, Korea Selatan siapkan ini
Pada pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump di Vietnam pada tahun 2019, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menawarkan untuk membongkar Yongbyon dengan imbalan pencabutan berbagai sanksi internasional yang dijatuhkan atas program senjata nuklir dan rudal balistik Korea Utara.
Baca Juga: Diduga bocorkan informasi ke China, Korea tangkap peneliti Samsung
Pada saat itu Trump mengatakan dia menolak kesepakatan itu karena Yongbyon hanya salah satu bagian dari program nuklir Korea Utara, dan tidak cukup konsesi untuk menjamin pelonggaran dari begitu banyak sanksi.