Sumber: Bloomberg | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - TOKYO. SoftBank Group Corp akan menghimpun sekitar ¥ 500 miliar dari investor ritel melalui penerbitan obligasi baru dengan kupon 3,98%. Kupon ini menjadi level tertinggi obligasi senior berdenominasi yen dari perusahaan tersebut dalam lebih dari 15 tahun.
Menurut lembar ketentuan yang dirilis Rabu, tingkat bunga pada obligasi tanpa jaminan tenor tujuh tahun ini ditetapkan mendekati batas atas dari kisaran awal 3,5%–4,1%. SoftBank terakhir kali menawarkan obligasi dengan kupon setinggi ini pada 2009, yaitu 4,52%.
Investor individu di Jepang semakin melirik obligasi korporasi demi imbal hasil lebih tinggi, terutama setelah Bank of Japan mengakhiri kebijakan suku bunga negatif pada Maret 2024. Kenaikan inflasi dan kehati-hatian pasar terhadap paket belanja fiskal Perdana Menteri Sanae Takaichi telah mendorong kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang acuan utama bagi obligasi korporasi.
Baca Juga: Malaysia Batasi Bangun Proyek Data Center Tier Rendah
"Dengan suku bunga yang naik, investor individu melihat obligasi korporasi semakin menarik," kata Kazuma Ogino, analis kredit senior Nomura Securities. Ia menambahkan penerbitan obligasi korporasi mencapai rekor tertinggi, membuat perusahaan lebih sulit menjual obligasi ke investor institusional. SoftBank sendiri termasuk salah satu penerbit obligasi terbesar di Jepang.
Meski imbal hasil tinggi membuat biaya pinjaman meningkat, permintaan pendanaan perusahaan tetap kuat. Sepanjang 2025, perusahaan Jepang telah menerbitkan ¥ 2,79 triliun obligasi ritel berdenominasi yen memecahkan rekor tahun sebelumnya.
Sebagian dana dari penjualan obligasi ini akan digunakan SoftBank untuk melunasi pinjaman jembatan terkait tambahan investasinya di OpenAI.
Awal bulan ini, SoftBank melaporkan laba bersih kuartal kedua yang melampaui perkiraan analis, berkat keuntungan dari investasi di sektor kecerdasan buatan. Vision Fund menjadi salah satu penyumbang terbesar, didorong oleh kenaikan valuasi perusahaan AI yang belum go public, termasuk OpenAI.
Namun, saham SoftBank turun sekitar 30% dalam sebulan terakhir, seiring melambatnya momentum global saham AI. Spread credit default swap (CDS) perusahaan indikator risiko kredit juga melebar ke level tertinggi dalam sekitar empat bulan.
Ogino menambahkan sentimen global terhadap investasi terkait AI saat ini bercampur antara optimisme dan kehati-hatian, dan hal ini memengaruhi pasar sekunder.
Pada hari yang sama, SoftBank juga mengungkapkan perusahaan telah menjual seluruh kepemilikan sahamnya di Nvidia senilai US$ 5,8 miliar.













