Reporter: Dyah Megasari |
Pengadilan Federal Australia memutuskan bahwa lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) bersalah karena menyesatkan investor sebelum krisis keuangan global.
S&P memberikan peringkat prestisius dan paling aman yakni AAA pada ABN Amro. Padahal efek bank tersebut sangat kompleks dan memiliki risiko tinggi.
Pada kenyataannya, nilai efek ABN Amro jatuh hampir lebih dari separuh dari penilaian S&P. Investor kehilangan jutaan dollar dari nilai investasinya saat krisis keuangan menggulung bank.
Pengadilan mengultimatum S&P dan ABN Amro untuk membayar kerugian pada investor senilai US$ 31 juta. Namun S&P menolak putusan itu dan akan mengajukan banding .
"Kami kecewa dengan keputusan pengadilan. S&P tidak sependapat dengan penilaian bahwa keputusan kami tidak layak," jelas perusahaan.
Putusan ini adalah yang pertama di mana mewajibkan lembaga pemeringkat membayar ganti rugi pada investor.
Hakim Pengadilan Federal, Jayne Jagot mengatakan bahwa keduanya, baik S&P dan ABN Amro sudah menyesatkan dan menipu investor dengan memberikan penilaian baik pada utang berstruktur milik bank.
"Badan tersebut telah menerbitkan informasi palsu dan dinilai lalai dalam menyampaikan risiko produk keuangan pada investor," jelas Jagot.
Perlu diketahui, penilaian AAA mengartikan bahwa kemampuan bayar utang bank sangat tinggi dan cenderung tahan pada guncangan krisis finansial. Rupanya permasalahan keuangan membuat ABN Amro terjepit. Bank akhirnya dijual kepada tiga bank pada 2007. Salah satunya pada Royal Bank of Scotland (RBS) yang mengambil alih kegiatan di Australia.