Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Militer Spanyol pada hari Rabu (27/3) menjatuhkan 26 ton bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dari langit. Pengiriman air drop ini dilakukan Spanyol di tengah upayanya menekan Israel agar mau membuka perbatasan darat.
Melansir Arab News, operasi tersebut menurunkan lebih dari 11.000 jatah makanan untuk 1,1 juta warga Palestina di Gaza yang kini berada di bawah ancaman bencana kelaparan.
"Spanyol menegaskan pembukaan jalur darat sebagai tindakan yang sangat diperlukan untuk menghindari situasi kelaparan," ungkap Kementerian Luar Negeri Spanyol dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Minim Bantuan, Penduduk Gaza Konsumsi Tanaman Liar untuk Bertahan Hidup
Operasi pengiriman bantuan lewat udara ini dilakukan melalui koordinasi dengan Yordania dan dibiayai bersama oleh Uni Eropa. Sebelumnya, Amerika Serikat dan beberapa negara lain juga telah melakukan metode yang sama.
Pengiriman Bantuan Lewat Udara Dianggap Berbahaya
Sayangnya, pengiriman bantuan kemanusiaan dengan metode air drop dianggap tidak efisien dan juga berbahaya.
Sebagai contoh, 12 warga Gaza tenggelam saat mencoba menangkap paket makanan dari laut pada hari Senin (25/3) dan 6 lainnya tewas terinjak-injak saat berebut bantuan yang dijatuhkan tanpa pengamanan tersebut.
Baca Juga: Pengamat PBB: Tanda-tanda Aksi Genosida Israel di Gaza Semakin Jelas
Beberapa air drop sebelumnya pun jatuh dengan kecepatan tinggi karena parasut yang digunakan tidak berfungsi. Akibatnya, 5 orang tewas dan 10 orang terluka akibat tertimpa peti bantuan di kamp pengungsi Al-Shati awal bulan ini.
Setelah sejumlah tragedi bantuan itu terjadi, Hamas memohon kepada negara-negara asing untuk menghentikan pemberian bantuan lewat udara. Hamas menyebut hal itu merupakan bahaya nyata bagi kehidupan warga yang kelaparan.
Meskipun begitu, Angkatan Darat Yordania tetap melakukan pengiriman bantuan lewat udara di hari Rabu, dengan bantuan dari Mesir, Uni Emirat Arab, Jerman dan Spanyol.