Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Stablecoin Tether (USDT) mencapai tonggak bersejarah dengan mencatat 500 juta pengguna di seluruh dunia, atau sekitar 6,25% populasi global, menurut keterangan CEO Tether Paolo Ardoino.
“Ini kemungkinan merupakan pencapaian inklusi keuangan terbesar dalam sejarah,” tulis Ardoino dalam unggahannya di platform X pada Selasa (21/10/2025) dilansir dari laman Cointelegraph.
USDT, yang dipatok terhadap dolar AS, menjadi salah satu sarana transaksi dan penyimpanan nilai bagi masyarakat yang tidak terjangkau sistem perbankan tradisional.
Baca Juga: Inilah Penyebab Mengapa Harga Bitcoin Anjlok Hari Ini
Meningkatkan Inklusi Keuangan Global
Menurut Bank Dunia, sekitar 1,4 miliar orang dewasa di dunia masih belum memiliki rekening bank.
Akses terhadap aset kripto seperti Tether memungkinkan siapa pun dengan ponsel pintar untuk membuka dompet digital, menerima, dan menyimpan uang secara aman.
Selain itu, penggunaan stablecoin juga meningkat di negara-negara yang menghadapi inflasi tinggi atau risiko penyitaan aset oleh pemerintah.
Baca Juga: Aset Kripto Bitcoin dan Ethereum Masih Tertekan, Begini Prospeknya di Akhir Tahun
Adopsi di Kenya: Dari Spekulasi ke Bertahan Hidup
Untuk merayakan pencapaian tersebut, Tether merilis film dokumenter berdurasi 10 menit yang menyoroti penggunaan USDT di Kenya, di mana masyarakat memanfaatkan stablecoin bukan untuk spekulasi, melainkan untuk bertahan hidup.
Banyak pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Kenya menggunakan USDT untuk membayar impor dan melindungi nilai transaksi dari pelemahan mata uang lokal, shilling Kenya.
Baca Juga: Harga Ethereum (ETH) Gagal Tembus US$4.000, Tekanan Jual dari ETF Spot Kian Menguat
Dominasi Pasar dan Rencana Pendanaan
Dengan kapitalisasi pasar mencapai US$182,4 miliar, Tether masih menjadi stablecoin terbesar di dunia, menguasai sekitar 58,4% pangsa pasar, menurut data CoinGecko.
Di posisi kedua ada stablecoin USD Coin (USDC) milik Circle dengan kapitalisasi US$76,8 miliar.
Bulan lalu, Tether dikabarkan tengah menjajaki pendanaan hingga US$20 miliar dengan valuasi sekitar US$500 miliar, yang berpotensi menjadikannya salah satu perusahaan swasta paling bernilai di dunia.
Adapun Cantor Fitzgerald disebut menjadi penasihat utama dalam proses tersebut.