Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Startup mobil listrik (EV) Rivian mengungkapkan pada akhir pekan lalu bahwa mereka telah menutup putaran penggalangan dana yang mencapai US$ 2,5 miliar yang dipimpin oleh investor Amazon.com Inc, Ford Motor Co dan T. Rowe Price.
Pengumuman itu datang sehari setelah perusahaan yang berbasis di California itu mengatakan sedang menjajaki pembangunan gedung pabrik perakitan kedua di Amerika Serikat (AS). Pabrik tersebut akan dijuluki sebagai "Project Tera," yang mencakup produksi sel baterai.
“Saat kami mendekati awal produksi kendaraan, sangat penting bagi kami untuk terus melihat ke depan dan mendorong ke fase pertumbuhan Rivian berikutnya. Infus dana ini memungkinkan Rivian untuk meningkatkan program kendaraan baru, memperluas jejak fasilitas domestik kami, dan mendorong peluncuran produk internasional,” ujar Chief Executive Rivian R.J. Scaringe dikutip dari Reuters, Minggu (25/7).
Rivian yang kini memiliki pabrik di Normal, Illinois mengatakan telah mengumpulkan sekitar US$ 10,5 miliar dan akan mencari penilaian lebih dari US$ 50 miliar dalam daftar publik potensial di akhir tahun ini.
Baca Juga: Bersiap IPO, Rivian Automotive menargetkan valuasi tembus US$ 70 miliar
Sekadar informasi, pembuat mobil global saat ini berlomba untuk mengembangkan kendaraan listrik karena China, Eropa, dan negara serta wilayah lain mewajibkan emisi karbon yang lebih rendah. Rivian bertujuan untuk bersaing dengan meluncurkan pikap R1T dan SUV R1S, serta van pengiriman untuk Amazon.
Scaringe juga pernah bilang kalau pandemi Covid-19 telah membuat perusahaan menunda peluncuran kendaraannya. Pengiriman pertama R1T, yang sebelumnya dijadwalkan pada Juli, diundur hingga September, sementara R1S ditunda hingga musim gugur.
Selain Climate Pledge Fund Amazon, Ford dan dana yang dikelola oleh T. Rowe Price, putaran pendanaan hari Jumat juga dipimpin oleh D1 Capital Partners. Ini juga termasuk partisipasi oleh Third Point, Fidelity Management and Research Co, Dragoneer Investment Group dan Coatue.