Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Taruhan panjang Rusia terhadap emas tampak semakin baik setiap bulannya.
Mengutip Bloomberg, negara itu melipatgandakan cadangan emasnya dalam beberapa dekade terakhir dan melakukan diversifikasi untuk menjauh dari aset-aset AS. Langkah ini terbayar sudah seiring kenaikan permintaan emas yang mendongkrak harga si kuning ke level tertinggi dalam enam tahun terakhir.
Pada tahun lalu, nilai cadangan emas negara itu melonjak 42% menjadi US$ 109,5 miliar dan logam mulia itu saat ini merupakan yang terbesar dari total cadangan Rusia sejak tahun 2000.
Data yang dihimpun Bloomberg juga menunjukkan, Bank sentral Rusia telah menjadi pembeli emas terbesar dunia dalam beberapa tahun terakhir. Presiden Rusia Vladimir Putin berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada dollar AS karena hubungan antar negara masih tegang.
Baca Juga: Kurs Jisdor, rupiah hari ini bertengger di level Rp 14.031 per dolar AS
Jika Rusia ingin memanfaatkan emasnya, negara ini akan mendapatkan harga jual yang lumayan. Pasalnya, harga emas saat ini tengah menuju tahun terbaik sejak 2010 karena perang perdagangan AS-China mengganggu pertumbuhan global dan bank-bank sentral dunia melonggarkan kebijakan moneter.
"Rusia lebih suka melindungi stabilitas makroekonomi melalui alat-alat yang netral secara politik," kata Vladimir Miklashevsky, ahli strategi di Danske Bank A/S di Helsinki. "Ada substitusi besar-besaran aset dollar AS dengan emas. Strategi ini telah menghasilkan miliaran dollar bagi Bank of Russia hanya dalam kurun waktu beberapa bulan saja."
Rusia tidak sendirian dalam menimbun emas. China, Kazakhstan, dan Polandia telah menjadi pembeli terbesar emas dalam beberapa tahun terakhir, dan kepemilikan emas global diperkirakan akan meningkat untuk sementara waktu.
Baca Juga: Perang dagang mereda, harga emas turun lebih dari 3% dalam empat hari
Tidak semua langkah Rusia membuahkan hasil. Tahun lalu, bank sentral Rusia mengalihkan sekitar US$ 100 miliar kepemilikan dollar AS-nya menjadi euro, yuan, dan yen. Namun, sejak saat itu, mata uang China mencatatkan pelemahan. Rusia juga ketinggalan mengambil untung reli harga surat utang AS.
Mengutip Bloomberg, menurut Kirill Tremasov, mantan pejabat Kementerian Ekonomi dan sekarang direktur analisis di Loko-Invest di Moskow, Rusia kemungkinan akan terus membeli emas untuk mengkompensasi kerugian lain dalam cadangannya. Sejauh ini usaha Rusia cukup membuahkan hasil, di mana harga emas naik 18% di sepanjang 2019 menjadi US$ 1.513 per troy ounce.
Baca Juga: Harga emas hari ini terdongkrak ekspektasi pelonggaran kebijakan bank sentral dunia
Bagi Rusia, sepertinya hal ini lebih tentang diversifikasi daripada mendapatkan keuntungan dari harga. Bank sentral Rusia mulai membeli emas lebih dari satu dekade lalu seiring harganya yang reli menuju rekor pada 2011. Rusia terus menambah cadangan emasnya saat harganya turun dalam beberapa tahun berikutnya.
"Bank sentral tidak mungkin mengejar tujuan mendapatkan keuntungan dalam proses mengelola cadangan emas," jelas Dmitry Dolgin, seorang ekonom di ING Bank, mengatakan melalui email kepada Bloomberg. "Pembelian itu lebih pada diversifikasi aset."