Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Tidak semua langkah Rusia membuahkan hasil. Tahun lalu, bank sentral Rusia mengalihkan sekitar US$ 100 miliar kepemilikan dollar AS-nya menjadi euro, yuan, dan yen. Namun, sejak saat itu, mata uang China mencatatkan pelemahan. Rusia juga ketinggalan mengambil untung reli harga surat utang AS.
Mengutip Bloomberg, menurut Kirill Tremasov, mantan pejabat Kementerian Ekonomi dan sekarang direktur analisis di Loko-Invest di Moskow, Rusia kemungkinan akan terus membeli emas untuk mengkompensasi kerugian lain dalam cadangannya. Sejauh ini usaha Rusia cukup membuahkan hasil, di mana harga emas naik 18% di sepanjang 2019 menjadi US$ 1.513 per troy ounce.
Baca Juga: Harga emas hari ini terdongkrak ekspektasi pelonggaran kebijakan bank sentral dunia
Bagi Rusia, sepertinya hal ini lebih tentang diversifikasi daripada mendapatkan keuntungan dari harga. Bank sentral Rusia mulai membeli emas lebih dari satu dekade lalu seiring harganya yang reli menuju rekor pada 2011. Rusia terus menambah cadangan emasnya saat harganya turun dalam beberapa tahun berikutnya.
"Bank sentral tidak mungkin mengejar tujuan mendapatkan keuntungan dalam proses mengelola cadangan emas," jelas Dmitry Dolgin, seorang ekonom di ING Bank, mengatakan melalui email kepada Bloomberg. "Pembelian itu lebih pada diversifikasi aset."