Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Ketua DPR AS dari Partai Republik Kevin McCarthy telah mengkonfirmasi dirinya akan menggelar pertemuan dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di California pada hari Rabu (4/4/2023). Konfirmasi ini tak mengindahkan peringatan mengerikan dari China bahwa keduanya tengah "bermain api".
Melansir The Guardian, Tsai berencana untuk singgah di Amerika Serikat sekembalinya dari Amerika Tengah, di mana dia bertemu dengan para pemimpin Guatemala dan mengunjungi Belize sebelum bertemu McCarthy.
Pertemuan "bipartisan" akan berlangsung di Perpustakaan Kepresidenan Ronald Reagan, tepat di luar Los Angeles.
McCarthy awalnya berencana untuk mengikuti contoh pendahulunya dari Partai Demokrat Nancy Pelosi, yang mengunjungi Taiwan pada Agustus tahun lalu. Aksi itu mendorong China untuk melakukan latihan militer terbesarnya di sekitar pulau itu.
Keputusan McCarthy untuk bertemu Tsai di AS dipandang sebagai kompromi yang akan menggarisbawahi dukungan untuk Taiwan tetapi menghindari ketegangan dengan China.
Baca Juga: Taiwan: 10 Pesawat China Melintasi Garis Median Selat Taiwan
China mengklaim pulau demokrasi yang berpemerintahan sendiri itu sebagai bagian dari wilayahnya yang akan direbut kembali suatu hari nanti. Di bawah prinsip "Satu China", tidak ada negara yang dapat mempertahankan hubungan resmi dengan Beijing dan Taipei.
AS tetap menjadi sekutu terpenting Taiwan – dan pemasok senjata terbesarnya – meskipun mengalihkan pengakuan diplomatiknya ke Beijing pada tahun 1979.
Namun, mengutip Channel News Asia, Juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, Zhu Fenglian, sebelumnya mengecam persinggahan Tsai dan menuntut agar tidak ada pejabat AS yang bertemu dengannya.
Baca Juga: China Ancam Pembalasan Jika Ketua DPR AS Bertemu Presiden Taiwan
“Kami dengan tegas menentang ini dan akan mengambil tindakan tegas,” kata Zhu pada konferensi pers pekan lalu.
Kementerian luar negeri China mengatakan pada hari Senin bahwa Beijing sangat menentang segala bentuk interaksi resmi antara otoritas AS dan Taiwan.
"Hanya ada satu China di dunia dan Taiwan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari China. China akan mengambil langkah tegas untuk menjaga kedaulatan dan integritas teritorialnya," kata juru bicara kementerian luar negeri Mao Ning.
Catatan saja, Amerika Serikat tetap menjadi sekutu terpenting Taiwan - dan pemasok senjata terbesarnya - meskipun mengalihkan pengakuan diplomatiknya ke Beijing pada 1979.
Analis mengatakan kepada AFP bahwa persinggahan AS akan datang pada waktu yang penting, dengan Beijing telah meningkatkan tekanan militer, ekonomi dan diplomatik terhadap Taiwan sejak Tsai berkuasa pada tahun 2016.
“Hilangnya hubungan resmi dengan negara ketiga akan diimbangi dengan memperdalam hubungan tidak resmi Taiwan,” kata James Lee, peneliti hubungan AS-Taiwan di Academia Sinica.