kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sukses membangun bank syariah terbesar di dunia


Selasa, 04 Maret 2014 / 04:36 WIB
IHSG Kembali Merosot, Ini Saham-saham yang Banyak Dikoleksi Asing Kemarin


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Sandy Baskoro

RIYADH. Timur Tengah identik dengan minyak mentah. Miliarder yang lahir dari kawasan ini kebanyakan adalah pengusaha minyak. Tapi Sulaiman bin Abdul Aziz Al Rajhi adalah sosok berbeda dari kebanyakan miliarder Timur Tengah. Sulaiman justru piawai menjalankan bisnis di sektor keuangan.

Pria sepuh kelahiran Arab Saudi pada tahun 1920 ini adalah pemilik Al Rajhi Bank, salah satu bank syariah terbesar di dunia. Kiprahnya membesarkan industri perbankan mengantarkan Sulaiman menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Pada Maret tahun lalu, majalah Forbes mendapuk Sulaiman Al Rajhi di peringkat 198 orang terkaya di dunia. Sulaiman memiliki kekayaan bersih mencapai US$ 6 miliar.

Berdiri pada tahun 1957, Al Rajhi Bank merupakan salah satu bank syariah terbesar di dunia dengan total aset sebesar SAR (Riyal Arab Saudi) 267 miliar, setara US$ 71,2 miliar. Adapun modal disetor bank yang bermarkas di Riyadh, Arab Saudi, ini mencapai US$ 4 miliar. Al Rajhi Bank memiliki karyawan lebih dari 8.400 orang.

Pada tahun 1957, Sulaiman mendirikan Al Rajhi Bank bersama kakak tertua, Saleh Al Rajhi. Sejatinya, mereka adalah empat bersaudara, yakni Saleh, Sulaiman, Abdullah dan Mohammed. Pada tahun pertama, Sulaiman dan Saleh mulai menjalankan aktivitas perdagangan dan perbankan.

Bisnis Al Rajhi bersaudara terus bertumbuh, terutama dipicu oleh booming harga minyak mentah di pasar internasional, pada tahun 1970-an. Maklum, Arab Saudi merupakan negara produsen minyak mentah terbesar di dunia. Dengan kenaikan harga minyak mentah, produksi digenjot agar keuntungan semakin berlipat.

Ada gula ada semut. Booming minyak mentah memunculkan gelombang buruh migran dari kawasan Asia, termasuk dari Indonesia dan Pakistan. Fenomena ini menjadi berkah bagi bisnis jasa keuangan Al Rajhi Bank. Sulaiman menawarkan fasilitas pengiriman uang (remitansi) kepada para buruh migran. Alhasil, bisnis Al Rajhi Bank terus menanjak karena kecipratan kenaikan harga minyak mentah.

Tahun 1983 menjadi tahun penting bagi Al Rajhi Bank. Sebab pada tahun itu, Sulaiman berhasil melobi pemerintah Arab Saudi dan mengantongi izin untuk menjalankan perbankan syariah. Al Rajhi merupakan bank syariah pertama di Arab Saudi.

Sulaiman mampu membangun bisnis Al Rajhi Bank dengan solid. Pada tahun 1988, Al Rajhi menjadi salah satu grup raksasa bisnis yang sangat berpengaruh di Arab Saudi.

Dengan basis di Riyadh, Al Rajhi Bank memiliki jaringan yang luas, yakni lebih dari 500 kantor cabang. Dari jumlah itu, lebih dari 100 kantor cabang didedikasikan khusus melayani kaum wanita. Kantor cabang yang melayani kaum Hawa pertama kali dibuka pada tahun 1979.

Bukan hanya di Arab Saudi, Al Rajhi Bank juga ekspansi ke luar negeri. Pada tahun 2006, menjelang tahun ke-50 beroperasi, Al Rajhi akhirnya membuka cabang di Malaysia. Ini menandai ekspansi Al Rajhi di pasar internasional. Berdasarkan prinsip syariah Islam, Al Rajhi berperan menjembatani kesenjangan antara tuntutan keuangan modern dan nilai-nilai intrinsik keuangan syariah.

Demi mendukung pelayanannya, secara total Al Rajhi Bank menyediakan lebih dari 3.600 mesin ATM. Al Rajhi juga memiliki 130 pusat pengiriman uang di seluruh wilayah Arab Saudi.

Ekspansi Al Rajhi membuahkan hasil maksimal. Pada tahun 2012, bank ini mencatatkan laba bersih senilai SAR 7,89 miliar. Angka tersebut meningkat 7% dibandingkan laba tahun 2011 yang sebesar SAR 7,38 miliar. (Bersambung)



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×