Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Turki menguji sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia untuk pertama kalinya selama latihan di dekat Kota Sinop, Utara negara itu, sumber TASS mengungkapkan.
"Tiga rudal sistem pertahanan anti-pesawat S-400 diluncurkan. Semuanya berhasil mencapai target yang ditentukan," ungkap sumber TASS di lingkaran militer dan diplomatik Rusia, Jumat (16/10).
Langkah Turki membeli sistem pertahanan udara S-400 menyulut reaksi negatif dari NATO. Aliansi, di mana Turki menjadi anggota, ini memperingatkan, pembelian itu menimbulkan risiko nyata bagi pesawat sekutu.
Tahun lalu, Amerika Serikat (AS) mengecualikan Turki dari program jet tempur F-35 generasi kelima, setelah Ankara menerima gelombang pertama sistem rudal permukaan-ke-udara buatan Rusia tersebut.
Pada Agustus lalu, Alexander Mikheyev, CEO Rosoboronexport, perusahaan pelat merah Rusia yang menjual senjata, mengatakan, Turki telah meneken kontrak pengiriman gelombang kedua S-400.
Baca Juga: Turki uji pertahanan udara S-400 bikinan Rusia ke jet F-16 buatan AS, untuk apa?
Rusia pada September 2017 mengumumkan, mereka telah menandatangani kesepakatan senilai US$ 2,5 miliar dengan Turki untuk pengiriman sistem rudal anti-pesawat S-400 ke Ankara.
Berdasarkan kontrak tersebut, Turki menerima satu set resimen sistem rudal pertahanan udara S-400 (dua batalion). Kesepakatan itu termasuk transfer sebagian teknologi produksi ke Turki.
Turki adalah negara anggota NATO pertama yang membeli sistem rudal pertahanan udara S-400 dari Rusia. Pengiriman S-400 ke Turki dimulai pada 12 Juli 2019 lalu.
S-400 "Triumf" adalah sistem rudal pertahanan udara jarak jauh yang Rusia klaim paling canggih dan mulai beroperasi di negeri beruang merah pada 2007.
Rudal S-400 bisa menghancurkan pesawat, rudal jelajah dan balistik, termasuk peluru kendali jarak menengah, juga bisa digunakan terhadap instalasi di darat. Lalu, S-400 dapat menyerang target pada jarak 400 km dan ketinggian hingga 30 km.