kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.100   0,00   0,00%
  • IDX 7.108   -49,86   -0,70%
  • KOMPAS100 1.064   -9,05   -0,84%
  • LQ45 834   -8,40   -1,00%
  • ISSI 216   -2,01   -0,92%
  • IDX30 426   -3,80   -0,88%
  • IDXHIDIV20 514   -4,38   -0,84%
  • IDX80 121   -1,10   -0,90%
  • IDXV30 127   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 142   -1,29   -0,90%

Sumbang 70% dari total kematian Covid-19, 10 negara terparah ini dapat peringatan WHO


Minggu, 27 September 2020 / 09:51 WIB
Sumbang 70% dari total kematian Covid-19, 10 negara terparah ini dapat peringatan WHO
ILUSTRASI. Logo of the World Health Orgnaization (WHO)


Sumber: Kompas.com | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebanyak 10 negara terparah Covid-19 mendapat peringatan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), karena menyumbang 70% total kematian di dunia. Hingga Minggu (27/9), total kematian akibat virus corana ini sudah mencapai 988.335 orang.

Kesepuluh negara itu adalah Amerika Serikat (AS), Brasil, India, Meksiko, Inggris, Italia, Peru, Perancis, Spanyol, dan Iran. 

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, negara-negara itu harus berbuat lebih banyak untuk menurunkan tingkat kematiannya. 

Khusus untuk Eropa, WHO mengingatkan "banyak pekerjaan yang harus dilakukan" untuk menurunkan penambahan kasus virus corona, karena kematian di kalangan lansia akan bertambah cepat. 

Baca Juga: Update Corona DKI Jakarta, Sabtu (26/9): Ada tambahan 1.052 kasus baru

"Kami mulai melihat peningkatan kecil dalam kematian pada orang tua dan itu pasti akan jadi lebih," ujar Dr Mike Ryan direktur program kedaruratan WHO. 

"Kita belum memulai musim flu, jadi yang kami khawatirkan adalah kemungkinan tren ini akan memburuk," lanjut kepala teknis Covid-19 WHO Dr Maria van Kerkhove dikutip dari Euronews Sabtu (26/9). 

Dia mengatakan, sebagian penambahan kasus ini karena negara-negara semakin baik mendeteksi kasus, tetapi para pakar menyoroti peningkatan rawat inap dan perawatan intensif atau ICU. 

Dr Ryan dan Dr Kerkhove sama-sama bersikeras bahwa lockdown hanya dilakukan sebagai cara terakhir. "Apakah kita benar-benar kehabisan semua cara sehingga kembali ke lockdown sebagai solusi?" kata Dr Ryan seraya menyatakan negara-negara perlu menerapkan pengujian, pelacakan, dan social distancing untuk melawan Covid-19. 

Ia menambahkan, pelacakan kontak dan karantina berhasil di beberapa negara tapi tidak berfungsi dengan baik di negara-negara lain. 

Perancis misalnya, yang mengurangi periode karantina dari 14 hari menjadi 7 hari, untuk mendorong orang-orang melakukan isolasi mandiri. Menurut Dr Kerkhove, lockdown hanya mengulur waktu bagi negara-negara. (Aditya Jaya Iswara)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sumbang 70 Persen Total Kematian, 10 Negara Terparah Covid-19 Diperingatkan WHO".

Selanjutnya: Cara mencegah penularan corona di rumah jika ada anggota keluarga positif Covid-19



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×