kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,75   -7,60   -0.82%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sumber: China akan beli produk pertanian AS senilai US$ 50 miliar, tapi...


Jumat, 13 Desember 2019 / 08:11 WIB
Sumber: China akan beli produk pertanian AS senilai US$ 50 miliar, tapi...
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. REUTERS/Kevin Lamarque


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Seorang sumber Reuters membisikkan, Gedung Putih telah setuju untuk menangguhkan beberapa tarif atas barang-barang China dan mengurangi tarif lainnya. Itu merupakan balasan atas janji Beijing untuk meningkatkan pembelian produk pertanian AS pada tahun 2020. 

Dua orang sumber yang mendapatkan penjelasan singkat tentang negosiasi bilateral ini mengatakan, Amerika Serikat akan menangguhkan pemberlakuan tarif US$ 160 miliar pada barang-barang China yang diperkirakan mulai berlaku pada 15 Desember dan mencabut tarif yang sudah berlaku.

Sebagai imbalannya, Beijing akan setuju untuk membeli barang pertanian AS senilai US$ 50 miliar pada tahun 2020, dua kali lipat dari yang dibeli pada tahun 2017, sebelum konflik perdagangan dimulai. 

Baca Juga: Siap-siap, pelambatan ekonomi China kian dalam

Gedung Putih tidak merilis pernyataan resmi apa pun. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah persyaratan telah disetujui oleh kedua belah pihak atau tidak.

Dua orang sumber Reuters itu juga membisikkan, negosiator AS menawarkan untuk memotong tarif yang diberlakukan pada barang-barang China sebanyak 50% serta menangguhkan tarif baru yang dijadwalkan mulai berlaku pada hari Minggu dalam upaya untuk mengamankan "kesepakatan fase 1".

Melansir Reuters, perang perdagangan AS-Tiongkok telah memperlambat pertumbuhan global dan mengurangi keuntungan serta investasi bagi perusahaan di seluruh dunia. Amerika Serikat telah mengumumkan subsidi senilai US$ 28 miliar untuk para petani Amerika yang terkena dampak perselisihan tersebut.

Baca Juga: IMF: Tak ada yang menang dalam perang dagang

"Jika ditandatangani, ini adalah fase pertama yang menggembirakan yang meletakkan dasar di bawah kerusakan lebih lanjut dari hubungan bilateral," kata Presiden Dewan Bisnis AS-China Craig Allen kepada Reuters. "Tapi ini baru permulaan. Masalah yang dihadapi AS dan China sangat rumit dan multi-sisi. Semua itu tidak mungkin diselesaikan dengan cepat."

Catatan saja, data Departemen Pertanian AS menunjukkan, China membeli produk pertanian AS pada tahun 2017 senilai US$ 24 miliar.

Dalam konferensi pers Gedung Putih pada 11 Oktober lalu, Presiden Trump didampingi dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He mengatakan bahwa kedua negara telah menyetujui kesepakatan perdagangan "Fase 1" pada kekayaan intelektual, jasa keuangan, dan pembelian dari US$ 40 miliar hingga US$ 50 miliar produk pertanian. 

Saat itu, Trump mengatakan, perjanjian tertulis akan tersedia dalam beberapa minggu. "Kami pada prinsipnya telah setuju untuk hampir semua yang saya sebutkan, semua poin yang berbeda," katanya.

Namun, Beijing menolak keras untuk berkomitmen membeli sejumlah barang pertanian selama jangka waktu tertentu. Pejabat China mengatakan mereka ingin keleluasaan untuk membeli pertanian berdasarkan kondisi pasar.

Baca Juga: Harga minyak terdongkrak kesepakatan AS-China

Di sisi lain, pejabat China telah menuntut Amerika Serikat untuk membatalkan tarif yang diberlakukan Trump sebagai syarat dari kesepakatan "fase 1". Pemerintahan Trump telah menetapkan tarif barang impor Tiongkok senilai ratusan miliar dollar, mulai Juli 2018.

"Meskipun tampaknya ada kesepakatan, pada prinsipnya, tidak jelas apakah perjanjian tertulis itu dapat ditindaklanjuti, atau apakah Beijing telah menyetujuinya," kata seorang sumber yang berbasis di Washington.

"Sampai teks lengkapnya dirilis, hal itu tidak terlalu bisa ditindaklanjuti. Ini sangat tidak jelas bagi saya," kata sumber itu.

Menjelang tenggat waktu

Para analis meyakini, jika Trump tidak menangguhkan tarif yang dijadwalkan berlaku pada hari Minggu, para pejabat Beijing akan menerapkan tarif lebih banyak pada barang-barang AS. Bahkan perundingan perdagangan bisa ditunda hingga setelah pemilihan presiden AS pada November 2020.

Baca Juga: Terpopuler: Harga Toyota naik tajam, fakta akuisisi Bank Permata puluhan triliun

Tarif baru akan berlaku untuk barang impor China seperti konsol video game, monitor komputer dengan nilai hampir mencapai US$ 160 miliar.

Pada bulan Agustus, China mengatakan akan memberlakukan tarif tambahan sebesar 5% dan 10% pada barang-barang AS senilai US$ 75 miliar dalam dua gelombang. Tarif pada gelombang pertama dimulai pada 1 September, yang akan memukul barang-barang AS termasuk kedelai, daging babi, daging sapi, bahan kimia dan minyak mentah.

Tarif pada produk gelombang kedua akan diaktifkan pada 15 Desember, yang mempengaruhi barang-barang mulai dari jagung dan gandum hingga pesawat kecil dan magnet tanah jarang.

China juga mengatakan akan mengajukan kembali pada 15 Desember tarif tambahan 25% untuk kendaraan buatan AS dan tarif 5% untuk onderdil mobil yang telah ditangguhkan pada awal 2019.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×