kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Survei Capres AS: Donald Trump Lebih Populer Ketimbang Joe Biden


Jumat, 26 Januari 2024 / 07:51 WIB
Survei Capres AS: Donald Trump Lebih Populer Ketimbang Joe Biden
ILUSTRASI. Kandidat presiden dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden Joe Biden menjawab pertanyaan saat Presiden Donald Trump mendengarkan debat presiden kedua dan terakhir di Curb Event Center di Belmont University di Nashville, Tennessee, AS, 22 Oktober 2020. Morry Gash/Pool via REUTERS


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Tahun ini pemilu presiden Amerika Serikat akan diadakan. Sejauh ini dua nama kandidat presiden sudah muncul ke permukaan. Mereka adalah Joe Biden dan Donald Trump.

Jika benar terjadi, duel Biden dan Trump akan mengulangi duel yang terjadi pada pemilu presiden AS tahun 2020 silam yang dimenangkan oleh Biden.

Pada pemilu tahun ini, ternyata Biden mulai kehilangan popularitas. Dalam survei terbaru, Trump ternyata lebih disukai masyarakat.

Baca Juga: Bantah Opini Israel, Uni Eropa Dukung Pembentukan Negara Palestina

Trump Kalahkan Biden dalam Survei

Jajak pendapat nasional terhadap 1.250 orang dewasa AS yang dilakukan Reuters/Ipsos menunjukkan, Trump unggul atas Biden dengan perolehan suara 40% berbanding 34%.

Sisa responden masih tidak yakin, berencana memilih orang lain, atau tidak memilih siapa pun.

Sebanyak 67% responden yang disurvei Senin hingga Rabu mengatakan mereka bosan melihat kandidat yang sama dalam pemilihan presiden dan menginginkan kandidat baru.

Meskipun begitu, hanya 18% yang mengatakan mereka tidak akan memilih jika Biden dan Trump adalah calon yang tersedia.

Trump sebenarnya masih memiliki pesaing dari sesama anggota Partai Republik, yaitu Nikki Haley. Trump kabarnya marah karena Haley tidak segera keluar dari pencalonan internal partai.

Sementara itu, Gedung Putih menganggap Trump sebagai penantang yang bisa dikalahkan.

Baca Juga: PM Netanyahu Kian Diragukan, Desakan Pemilu Darurat Semakin Kuat

Faktor Usia

Biden semakin sering diragukan karena saat ini sudah berusia 81 tahun, menjadi orang tertua yang pernah menjadi presiden AS. Banyak masyarakat yang merasa Biden terlalu tua untuk menjadi presiden AS.

Tiga perempat responden survei sepakat bahwa Biden terlalu tua untuk bekerja di pemerintahan, separuh di antaranya juga merasa Trump sudah terlalu tua.

Tahun ini Trump akan memasuki usia 77 tahun dan akan menjadi salah satu pemimpin AS tertua yang pernah berusaha kembali ke Gedung Putih.

Di tengah masalah usia ini, Haley yang masih berusia 52 tahun mencoba mencari keuntungan. Menurutnya, partai yang tidak mengajukan calon berusia 80 tahun akan memenangkan pemilu.

"Kebanyakan orang Amerika tidak menginginkan pertarungan ulang antara Biden dan Trump. Partai pertama yang memensiunkan kandidatnya yang berusia 80 tahun adalah partai yang memenangkan pemilu kali ini," kata Haley.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×