Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Negara-negara Asia Tenggara masih pesimis soal potensi membaiknya kondisi ekonomi politik terkait hubungan dengan Amerika Serikat dan China. Sejumlah negara juga makin khawatir dengan kekuatan Beijing di wilayah ini.
Hal tersebut terungkap dalam sebuah survei yang melibatkan lebih dari 1.000 pakar, analis, dan pemimpin bisnis di Asia Tenggara. Jajak pendapat tersebut mengungkapkan kekhawatiran negara-negara ASEAN di tengah kebangkitan China dalam sedekade terakhir dan disertai menurunnya pengaruh Amerika Serikat.
Dilansir dari South China Morning Post, laporan bertajuk 'The State of Southeast Asia: 2019 Report' yang ditulis Pusat Studi ASEAN dari ISEAS menggambarkan sejumlah pemimpin mulai kehilangan kepercayaan kepada Washington. Tetapi di sisi lain masih menyimpan keprihatinan soal Beijing.
Lebih dari 68% dari mereka yang disurvei meragukan keandalan AS sebagai "mitra strategis dan penyedia keamanan regional". Pada saat yang sama, hanya 8,9% yang memandang China sebagai "kekuatan yang ramah dan baik hati".
Dari mereka yang disurvei, hampir 45% responden juga mengatakan bahwa telah mengantisipasi tahun-tahun yang bergejolak di masa depan.
Sementara hampir 70% responden mengatakan AS dan China masih akan saling silang terkait kepentingan di Asia Tenggara. Pendapat ini paling menonjol di Malaysia, Myanmar dan Indonesia. Hanya 22,5% saja yang masih punya keyakinan kedua negara adidaya tersebut untuk mempertemukan perbedaan mereka dan menyetujui kesepakatan kerja.
Di sisi lain, lebih dari 45% responden mengatakan China akan menjadi kekuatan yang akan mengubah Asia Tenggara menjadi wilayah yang ada dalam pengaruhnya. Ini adalah respons teratas di enam negara ASEAN, yang dipimpin oleh Filipina dan Vietnam.
Tang Siew Mun, kepala Pusat Studi Asean dan penulis studi tersebut, mengatakan tingkat skeptisisme tentang China di ASEAN terbilang tidak terduga.
“Kekhawatiran tentang meningkatnya kekuatan China telah meningkat dalam dekade terakhir, dan mulai memuncak pada saat ini. Survei itu mencerminkan rasa waspada yang meningkat,” kata Tang.