Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Jumlah penduduk China diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 2029 yakni sebanyak 1,44 miliar orang. Kemudian, negeri tirai bambu akan menghadapi tantangan dari sisi porsi demografis yang mengancam negara tersebut.
Seperti dilansir BBC.com, hasil studi Akademi Ilmu Sosial Tiongkok (CASS) mengatakan pemerintah China harus menerapkan kebijakan untuk menangani potensi dari porsi tenaga kerja yang lebih kecil dan populasi yang lebih tua. Kondisi ini dinilai bisa menyebabkan konsekuensi sosial dan ekonomi yang sangat tidak menguntungkan bagi China.
Dalam beberapa tahun terakhir, China memang terlihat mendorong pertumbuhan jumlah penduduknya. Di mana sejak pada 2015 negara terpadat di dunia mengakhiri kebijakan satu anak dalam satu keluarga.
Kini, keluarga dengan tiga anak digambarkan sebagai sebuah keluarga bahagia di negera tersebut.
Jumlah populasi China yang bekerja sekarang ini dinilai telah mandek. Di sisi lain, tingkat kesuburan masyarakat yang terbilang rendah bisa menyebabkan masalah lebih makin berlanjut.
Ancaman berkurangnya populasi China diperkirakan akan terlihat pada 2050, saat jumlah penduduk negara tersebut diperkirakan akan turun menjadi 1,36 miliar. Terutama didorong penurunan jumlah masyarakat usia produktif mencapai sekitar 200 juta orang.
Jika masalah tingkat kesuburan tak terselesaikan, populasi China bisa turun lagi menjadi 1,17 miliar penduduk pada tahun 2065.
Meski dinilai bisa mengatasi masalah dalam jangka panjang, namun laporan tersebut juga menyebut penghapusan kebijakan satu anak dalam satu keluarga juga menciptakan lebih banyak tanggungan keuangan bagi penduduk.