Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks bursa saham Wall Street terpukul penutupan salah satu bank terbesar Amerika Serikat (AS), SVB Financial Group. Bursa Wall Street anjlok lebih dari 1% pada Jumat (10/3).
Ini setelah investor lari keluar karena mereka mengkhawatirkan kesehatan bank-bank AS setelah kegagalan pemberi pinjaman profil tinggi untuk sektor teknologi yakni SVB Financial Group.
Regulator perbankan California mengumumkan telah menutup SVB Financial Group untuk melindungi nasabah. Penutupan SVB Finansial ini merupakan kegagalan bank terbesar di AS sejak krisis keuangan.
Jumat (10/3), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 345,22 poin atau 1,07%, menjadi 31.909,64. Lalu, S&P 500 ambles 56,73 poin atau 1,45% ke level 3.861,59 dan Nasdaq Composite longsor 199,47 poin atau 1,76% menjadi 11.138,89.
Semua 11 sektor industri S&P 500 melemah. Real estate turun 3,3%, memimpin penurunan, sementara indeks saham consumer staples berkinerja terbaik, turun hanya 0,5%.
Selama minggu ini, indeks S&P jatuh 4,6% dalam persentase penurunan mingguan terbesar sejak September 2022. Indeks Dow terjun 4,4% selama minggu ini dan turun lebih dari 3% tahun ini.
Sementara Nasdaq drop 4,7% di minggu ini tetapi naik lebih dari 6% untuk tahun 2023.
Baca Juga: Nada Hawkish The Fed Menekan Pasar Saham, IHSG Terjun 0,71% Selama Pekan ini
Krisis modal di SVB telah menekan saham bank secara global.
SVB telah mencoba tetapi gagal menopang neracanya melalui penjualan saham yang diusulkan pada Rabu malam.
Pada hari yang sama, pemberi pinjaman crypto Silvergate Capital mengumumkan akan berhenti setelah kerugian besar dari runtuhnya bursa cryptocurrency FTX.
"Ada kekhawatiran keretakan mungkin muncul dalam sistem keuangan sebagai akibat dari kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve," kata Carol Schleif, kepala investasi, kantor keluarga BMO di Minneapolis.
"Ketakutannya adalah apakah itu lebih luas dari satu bank industri dan satu segmen ekonomi," imbuhnya seperti dikutip Reuters.
Indeks saham perbankan regional KBW mengakhiri sesi dengan turun 2,4% sementara indeks keuangan S&P 500 turun 1,8%.
Schleif dan investor lainnya mengatakan mereka berharap peraturan ditambahkan ke sistem perbankan AS sejak krisis keuangan 2008 akan mencegah bencana serupa.
"Tapi tetap saja orang-orang sangat gugup karena mereka tidak ingin terulang kembali," katanya.
Investor tadinya berharap bisa mengakhiri perdagangan pekan ini dengan sebagian besar fokus mereka pada data ekonomi daripada bank.
Sebelum pasar dibuka, laporan non-farm payrolls yang dipantau secara ketat menunjukkan ekonomi AS menambahkan lebih banyak pekerjaan dari yang diharapkan pada bulan Februari 2023.
Sementara rata-rata pendapatan per jam naik lebih lambat 0,2% bulan lalu setelah dibandingkan 0,3% pada bulan Januari sementara pengangguran naik menjadi 3,6%.
Data tersebut telah meredakan beberapa kekhawatiran bahwa The Fed dapat menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan bulan Maret setelah pernyataan hawkish dari Ketua Fed Powell minggu ini.
Tetapi investor lebih fokus pada ketidakpastian di sekitar sistem bank, kata John Praveen, direktur pelaksana & Co-CIO di Paleo Leon di Princeton, New Jersey.
"Apa pun getaran positif yang keluar dari laporan pasar tenaga kerja dikalahkan oleh getaran negatif dari situasi SVB," kata Praveen.
Baca Juga: Wall Street Dibuka Turun Terseret Saham Bank pada Jumat (10/3)