kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SWIFT peringatkan upaya pembobolan bank lagi


Jumat, 13 Mei 2016 / 15:33 WIB
SWIFT peringatkan upaya pembobolan bank lagi


Sumber: Reuters | Editor: Dupla Kartini

BRUSSELS. Penyedia jaringan pesan keuangan global, Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT), memperingkatkan adanya serangan malware yang mirip dengan aksi pembobolan dana yang dialami bank sentral Bangladesh pada Febuari lalu. Peringatan itu disampaikan pada Kamis (12/5).

Seperti diketahui, pada Februari 2016, kelompok peretas mencoba melakukan transfer ilegal dana sebesar US$ 951 juta dari rekening Bank Sentral Bangladesh di Federal Reserve Bank of New York. Sebagian besar berhasil diblokir, tapi uang sebesar US$ 81 juta terlanjur dialihkan pembobol ke rekening di Filipina.

Juru bicara SWIFT Natasha de Teran mengungkapkan, serangan kedua ini menargetkan bank komersial. Namun, ia tidak menyebut spesifik bank yang menjadi target malware dan apakah ada dana yang berhasil dibobol.

"Para penyerang memamerkan 'pengetahuan yang mendalam dan canggih mengenai pengendalian operasional yang spesifik' pada bank yang ditargetkan, dan mungkin telah dibantu 'orang dalam yang berbahaya' atau peretas, atau kombinasi keduanya," tulis SWIFT dalam pernyataannya seperti dikutip Reuters, Kamis (12/5).

SWIFT mengatakan, para ahli forensik meyakini kasus kedua ini menunjukkan bahwa pembobolan yang menimpa bank sentral Bangladesh bukan kejadian tunggal, tetapi bagian dari upaya lebih luas dan sangat adaptif yang menargetkan perbankan. Sejauh ini, ada 11.000 lembaga keuangan di seluruh dunia yang menggunakan jaringan SWIFT.

Sebelumnya, penyedia jaringan transaksi keuangan global yang berbasis di Brussels ini telah mengakui skema yang melibatkan software SWIFT untuk menyembunyikan bukti transfer penipuan. Tetapi, sistem pesan diklaim tidak terganggu. Sebagai antisipasi, pada April 2016, SWIFT juga telah mengeluarkan update software untuk membantu pelanggan meningkatkan keamanan mereka.

Dalam kasus kedua, menurut SWIFT, orang dalam atau kelompok peretas telah berhasil menembus sistem bank yang ditargetkan, memperoleh kepercayaan pengguna dan mengirimkan pesan penipuan. Peretas juga disebut menggunakan jenis malware yang disebut "Trojan PDF reader" untuk memanipulasi laporan PDF dan mengkonfirmasikan pesan untuk menyembunyikan jejak mereka.




TERBARU

[X]
×