kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.879   1,00   0,01%
  • IDX 7.306   110,41   1,53%
  • KOMPAS100 1.121   16,34   1,48%
  • LQ45 892   15,04   1,72%
  • ISSI 222   1,71   0,78%
  • IDX30 458   9,33   2,08%
  • IDXHIDIV20 552   12,50   2,32%
  • IDX80 129   1,41   1,11%
  • IDXV30 137   2,08   1,55%
  • IDXQ30 152   3,28   2,20%

Tagar Escape from Tokyo berseliweran di media sosial Jepang, ada apa?


Selasa, 07 April 2020 / 15:11 WIB
Tagar Escape from Tokyo berseliweran di media sosial Jepang, ada apa?
ILUSTRASI. Warga mengenakan masker di dekat logo Olimpiade di Tokyo. REUTERS/Athit Perawongmetha


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Selang beberapa jam tersisa sebelum Jepang memberlakukan keadaan darurat di Tokyo dan enam prefektur lainnya untuk membendung penyebaran virus corona, gagasan meninggalkan ibukota atau "Escape from Tokyo," berseliweran di media sosial.

Informasi saja, prefektur adalah yurisdiksi di Jepang yang merupakan nama lain dari provinsi.

Mengutip Reuters, meskipun wabah virus corona di Jepang tetap kecil dibandingkan dengan beberapa kasus di luar negeri, kekhawatiran atas meningkatnya kasus di Tokyo hingga lebih dari 1.000 - kira-kira seperempat dari total negara - bersama dengan peningkatan di pusat kota lainnya, mendorong keadaan darurat, yang akan diberlakukan hingga 6 Mei mendatang. Kondisi darurat ini meminta warga Jepang untuk tetap di rumah dan bisnis tutup.

Menurut media setempat, Karuizawa, daerah pegunungan yang lama dikenal sebagai tempat peristirahatan akhir pekan yang diminati, telah mengalami peningkatan kedatangan mobil dengan plat nomor area Tokyo. Kondisi ini terjadi terutama pada dua akhir pekan sejak gubernur Tokyo meminta orang untuk tinggal di rumah.

Baca Juga: Japan to announce coronavirus emergency, prepares near $1 trillion stimulus

Para pejabat telah memperingatkan agar tidak pergi, dengan mengatakan hal itu dapat membebani sistem medis lokal yang sudah tipis.

"Itu hanya akan menyebarkannya (virus) ke mana-mana," kata Nobuhiko Okabe, anggota panel ahli coronavirus pemerintah, kepada wartawan, Selasa. “Saya meminta orang untuk menanggung ketidaknyamanan. Kita seharusnya tidak terburu-buru pergi.”

Beberapa dari 47 prefektur Jepang belum melaporkan satu pun kasus. Prefektur timur laut Iwate pada pekan lalu meminta siapa pun dari Tokyo atau dua prefektur di sekitarnya melakukan karantina sendiri selama dua minggu.

Baca Juga: Mulai tengah malam nanti, darurat nasional virus corona di Jepang efektif

Tagar "Escape from Tokyo" adalah salah satu topik Twitter yang sedang tren pada Selasa pagi, dengan sebagian besar komentator mendesak orang-orang di Tokyo dan kota-kota besar lainnya untuk tetap tinggal.

"Aku mengerti perasaanmu, tapi tolong menahan diri," tulis Hayato dari prefektur Yamanashi yang sebagian besar pedesaan. "Tindakanmu bisa, dalam skenario terburuk, menyebabkan kematian skor, bahkan mungkin ratusan."

Yang lain memperingatkan bahwa situasi dapat dengan mudah menjadi genting di daerah pedesaan, dengan sebagian besar penduduk lansia. Beberapa orang menambahkan, di beberapa kota kecil, sebuah keluarga yang dianggap sebagai sumber penularan dapat menjadi sasaran pelecehan.

Baca Juga: Jepang akan umumkan darurat corona selama enam bulan

"Rumah sakit, dokter, dan perawat adalah sumber daya berharga di banyak daerah setempat. Meskipun orang memiliki kebebasan untuk hidup sesuai kehendak mereka, di saat seperti ini kita semua harus bekerja sama," tulis salah seorang pengguna Twitter.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×